Jurnalisme dan Kritik Pedas Mahasiswa kepada Volksraad pada 1932

By Galih Pranata, Jumat, 26 Agustus 2022 | 13:00 WIB
Jenderal baru Tjarda van Starkenborgh Stachouwer meninggalkan gedung Volksraad Hindia Belanda bersama dengan mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, GGBC de Jonge. (Collectie Tropenmuseum)

Menurut para mahasiswa, R.A.A. Wiranatakoesoema dianggap berbelok ke pihak Hindia Belanda setelah bersedia menghadiri peresmian monumen Van Heustz.

Pada bagian akhir kritiknya, mereka menulis: "lebih tepat memberikan gambaran mengenai mentalitas budak mereka ketimbang tabiat priyayi mereka."

Mahasiswa RHS juga mengetahui bahwa Volksraad selalu menuliskan slogan dan prinsip mereka dalam majalahnya dengan bunyi: "tabiat (Volksraad) sebagai pemimpin."

R.A.A Wiranatakoesoema dan Mas Soetardjo menyatakan di hadapan Jaksa Agung Hindia Belanda untuk memberikan hukuman kepada mahasiswa terhadap sikap mereka yang kerap menciderai citra Volksraad.

Ia juga membela diri bahwa kehadirannya dalam peresmian patung Van Heustz semata-mata sebagai bagian dari kunjungan kerja, tidak lebih kepada kecenderungan politik.

Namun, Verheijen menolak pendapat itu dan gugatannya tentang pidana terhadap aktivis majalah Indonesia Raja tidak kuat secara hukum. Hal inilah yang membuat mahasiswa menang dengan kritik pedas mereka terhadap kedua Volksraad itu.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo