Nationalgeographic.co.id—Para peneliti dari Trier Research Laboratories, Jinan University dan Cardiff University menemukan bahwa metabolit kafein dapat memperlambat perkembangan miopia pada anak-anak. Miopia atau rabun jauh dikaitkan dengan peningkatan risiko kehilangan penglihatan permanen.
Temuan mereka telah dipublikasikan di British Journal of Ophthalmology. Jurnal akses terbuka itu diterbitkan dengan judul "Oral administration of caffeine metabolite 7-methylxanthine is associated with slowed myopia progression in Danish children."
Untuk diketahui, metabolit kafein yang disebut 7-methylxanthine, dilisensikan di Denmark sejak 2009 sebagai pengobatan untuk mengurangi tingkat perkembangan miopia masa kanak-kanak.
Metabolit tersebut adalah satu-satunya terapi yang diberikan secara oral yang tersedia.
"Miopia sering dimulai pada usia 6-7 tahun dan berlanjut hingga usia 16-20 tahun," kata penulis utama Klaus Trier dari Trier Research Laboratories dan rekan-rekannya, seperti dilansir Sci-News.
"Peregangan dan penipisan retina yang berlebihan, epitel pigmen retina dan koroid yang terkait dengan miopia dapat menyebabkan komplikasi termasuk ablasi retina, degenerasi makula rabun jauh, dan glaukoma."
"Metode intervensi farmakologis dan optik yang tersedia saat ini tidak sepenuhnya menghentikan perkembangan miopia."
Menurut peneliti, kafein memiliki status 'umumnya dianggap aman' di Amerika Serikat. Oleh karena itu, itu dapat ditambahkan ke produk makanan dan dijual bebas tanpa batasan.
"Theobromine, metabolit kafein tingkat pertama, sebelumnya digunakan untuk mengobati asma pada anak-anak dalam dosis hingga 3.000 mg per hari."
"Toksisitas akut dan kronis 7-methylxanthine (7-MX) beberapa kali lebih rendah daripada kafein dan theobromine."
Dikatakan, 7-MX telah digunakan untuk mengobati miopia pada anak-anak di Denmark sejak 2009. Namun sampai sekarang belum sepenuhnya dievaluasi dalam studi jangka panjang.
Trier dan rekan penulis ingin mengetahui seberapa cepat perkembangan miopia pada anak-anak yang menggunakan 7-MX.