Nomelafken, Tujuan Akhir Jiwa Orang-Orang Mapuche di Patagonia

By Ricky Jenihansen, Minggu, 28 Agustus 2022 | 16:00 WIB
Mapuche (Mäpfuchieu) adalah penduduk asli Patagonia atau Chili Tengah dan Selatan serta Argentina Selatan. (Public Domain)

 

Nationalgeographic.co.id—Lebih dari seribu tahun yang lalu, orang-orang Mapuche atau masyarakat Amerika Selatan telah mendiami wilayah Patagonia, yang sekarang terletak di perbatasan Argentina dan Chile. Mereka telah tinggal di sana sejak tahun 600 Sebelum Masehi (SM), menurut analisis sejarah terbaru.

Ada kepercayaan unik yang mereka miliki dan diungkap dalam penelitian arkeologi terbaru dari Temuco Catholic University di Chili. Rincian penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal PLOS One dengan judul "A pre-Hispanic canoe or Wampo burial in Northwestern Patagonia, Argentina."

Mereka yang meninggal akan dimakamkan menggunakan perahu kano dan dihanyutkan ke sungai untuk membawa jiwa mereka ke perhentian terakhir, atau yang mereka sebut tujuan jiwa.

Orang-orang Mapuche memiliki kepercayaan, bahwa tujuan jiwa orang mati adalah Nomelafken. Mereka yang telah meninggal akan diarung ke sungai dengan perahu kano untuk membawa jiwa mereka ke sana.

Nomelafken adalah sebuah kata dalam bahasa Mapuche yang jika diterjemahkan menjadi "sisi lain laut". Orang-orang yang baru mati akan melakukan perjalanan perahu metaforis hingga empat tahun sebelum mereka tiba di sebuah pulau mitos yang disebut Külchemapu atau Külchemaiwe.

Sebuah laporan sejarah dari tahun 1840-an oleh politisi Chili Salvador Sanfuentes mengatakan bahwa masyarakat lokal "menempatkan kuburan orang mati mereka di tepi sungai untuk memungkinkan arus membawa jiwa ke tanah jiwa."

Upacaya pemakaman menggunakan perahu kano menjadi peti mati untuk membawa orang mati dalam perjalanan ini, tulis para peneliti.

Metafora orang yang baru saja meninggal melakukan perjalanan kano ke tujuan akhir tampaknya telah lazim di seluruh Amerika Selatan pada zaman pra-Hispanik atau sebelum penjajahan bangsa Spanyol, dan mungkin selama ribuan tahun, peneliti mencatat.

Wanita muda itu dimakamkan lebih dari 800 tahun yang lalu di perahu kano, yang menurut para peneliti melambangkan perjalanan perahu ke negeri orang mati. (Pérez et al.)

"Kami menyimpulkan bahwa ini adalah praktik yang tersebar luas di benua itu, meskipun sedikit diketahui arkeologi karena masalah konservasi, seperti degradasi kayu di iklim lembab," kata arkeolog Alberto Pérez, seorang profesor antropologi di Temuco Catholic University di Chili dan penulis utama studi tersebut kepada Live Science.

"Pada zaman itu praktik ini tidak pasti, tetapi kami tahu teknologi navigasi seperti itu digunakan di sana lebih dari 3.500 tahun yang lalu, jadi kami dapat memperkirakan tanggal itu sebagai batas waktu potensial."

 Baca Juga: Carnivalesque, Ritual Pemakaman Romawi yang Penuh Kegembiraan dan Tawa