Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru dari catatan etnografi dan sejarah mengungkapkan praktik pemakaman di dalam kano untuk mewakili perjalanan terakhir seseorang ke tanah kematian. Praktik pemakaman kano dilakukan hingga 1.000 tahun yang lalu di ujung selatan benua Amerika, tempat yang sekarang disebut Patagonia.
Penemuan ini menegaskan kembali sejarah pemakaman kano yang dipraktekkan di seluruh Amerika Selatan pra-Hispanik. Temuan itu juga menyangkal gagasan bahwa mereka mungkin telah digunakan hanya setelah penjajahan Spanyol.
"Kami berharap penyelidikan ini dan hasilnya akan menyelesaikan kontroversi ini," kata arkeolog Alberto Pérez, seorang profesor antropologi di Temuco Catholic University di Chili dan penulis utama studi tersebut.
Rincian penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal PLOS One dengan judul "A pre-Hispanic canoe or Wampo burial in Northwestern Patagonia, Argentina."
"Pemakaman kano telah dibuktikan dengan baik dan masih dipraktikkan di beberapa daerah di Amerika Selatan," kata Pérez kepada Live Science.
"Tetapi karena kayu membusuk dengan cepat, temuan baru ini adalah bukti pertama yang diketahui tentang praktik tersebut dari periode pra-Hispanik."
"Bukti sebelumnya memang penting dan berdasarkan data etnografi, tapi buktinya tidak langsung."
Pemakaman yang dijelaskan dalam penelitian, di situs arkeologi Newen Antug dekat Danau Lacár di Argentina barat, menunjukkan bahwa pelayat mengubur wanita itu di punggungnya dalam struktur kayu yang dibuat dari batang pohon tunggal yang telah dilubangi oleh api.
Teknik pembakaran yang sama telah digunakan selama ribuan tahun untuk membuat sampan "ruang istirahat" yang dikenal sebagai "wampos" dalam budaya Mapuche setempat.
"Dan bukti menunjukkan bahwa masyarakat adat menyiapkan jenazah wanita itu sehingga dia dapat memulai perjalanan kano terakhir melintasi perairan mistis ke tempat tinggal terakhirnya di 'tujuan jiwa'," kata Pérez.
Makam wanita itu adalah yang paling awal dari tiga pemakaman pra-Hispanik yang diketahui di situs Newen Antug. Temuan itu digali para arkeolog antara 2012 dan 2015, sebelum sebuah sumur dibangun di lokasi tersebut, yang berada di tanah pribadi.
Source | : | PLoS ONE,Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR