De la Sancha dan rekan-rekannya menyadari ini mungkin terkait dengan apa yang oleh para ahli biologi disebut "aturan sumber daya."
"Aturan ini menunjukkan bahwa di mana ada lebih banyak sumber daya, individu dari spesies yang sama cenderung lebih besar daripada di mana ada lebih sedikit sumber daya," kata de la Sancha. "Misalnya, beberapa tikus rusa yang ditemukan di gurun dan habitat lain cenderung lebih kecil di bagian yang lebih kering dari habitat mereka. Hipotesis lain menunjukkan bahwa beberapa hewan cenderung lebih kecil di pegunungan dibandingkan dataran yang berdekatan di Amerika Utara. Studi kami menemukan campuran hasil dari aturan ini."
Ukuran tikus tampaknya mengikuti aturan sumber daya, tetapi pertanyaannya masih tetap ada: mengapa ada lebih banyak sumber daya di lereng barat Andes selatan daripada di lereng timur?
“Percaya atau tidak, ketika saya mengajar ekologi, salah satu hal yang saya ajarkan adalah efek bayangan hujan,” kata de la Sancha. Efek bayangan hujan adalah produk dari cara uap air bergerak melintasi pegunungan. Udara di atas lautan mengambil uap air, dan saat lautan secara alami menghangat, uap air ini naik. Angin yang bertiup, seperti aliran jet yang mengalir dari barat ke timur, mendorong udara ini dari laut ke daratan. Saat udara melewati pegunungan, udara menjadi lebih dingin saat naik ke ketinggian. Uap air di udara dingin mengembun dan jatuh sebagai hujan. Jika gunung benar-benar tinggi, udara akan kehabisan uap air pada saat mencapai sisi terjauh puncak.
"Pada dasarnya, satu sisi gunung akan lembab dan hujan, dan yang lain akan memiliki udara dingin dan kering. Di beberapa gunung, perbedaannya sangat ekstrem. Satu sisi bisa menjadi hutan hujan tropis, dan sisi lain akan hampir seperti gurun," kata de la Sancha. "Ada efek bayangan hujan di sebagian besar gunung di planet ini, kita melihat fenomena ini di seluruh dunia."