Nationalgeographic.co.id—Kelelawar yang paling umum di Amerika Serikat adalah kelelawar cokelat besar. Ia memiliki umur yang sangat panjang hingga 19 tahun. Sebuah studi baru dunia hewan yang dipimpin oleh peneliti University of Maryland mengidentifikasi salah satu rahasia umur panjangnya tersebut. Ternyata rahasia umur panjang kelelawar yang luar biasa ini adalah hibernasi.
"Hibernasi telah memungkinkan kelelawar, dan mungkin hewan lain, untuk tinggal di daerah utara atau sangat selatan di mana tidak ada makanan di musim dingin," kata penulis senior studi tersebut, Profesor Biologi UMD Gerald Wilkinson. "Hibernator cenderung hidup lebih lama daripada migran. Kami tahu itu, tapi kami tidak tahu apakah kami akan mendeteksi perubahan usia epigenetik karena hibernasi."
Para peneliti menentukan bahwa berhibernasi selama satu musim dingin memperpanjang jam epigenetik kelelawar coklat besar. Sehingga menambah penanda biologis penuaan hingga tiga perempat tahun. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B pada 10 Agustus 2022. Dalam studi melibatkan ilmuwan dari McMaster University dan University of Waterloo, keduanya di Ontario, Kanada. Hasil kajian studi tersebut diberi judul Big brown bats experience slower epigenetic ageing during hibernation.
Para peneliti menganalisis sampel jaringan kecil yang diambil dari sayap 20 kelelawar cokelat besar (Eptesicus fuscus) selama dua periode: di musim dingin saat mereka berhibernasi dan di musim panas saat mereka aktif. Kelelawar yang dipelihara di koloni penelitian di Universitas McMaster, berusia mulai dari kurang dari 1 tahun hingga sedikit di atas 10 tahun.
Setelah sampel dikumpulkan, para peneliti mengukur perubahan dalam metilasi DNA, proses biologis yang terkait dengan regulasi gen. Antara sampel yang diambil dari hewan yang sama selama periode aktif dan hibernasi. Mereka menemukan bahwa perubahan dalam metilasi DNA terjadi di situs tertentu dalam genom kelelawar. Situs ini tampaknya memengaruhi metabolisme selama hibernasi.
"Cukup jelas bahwa situs yang mengurangi metilasi di musim dingin adalah yang tampaknya memiliki efek aktif," kata Wilkinson. "Banyak gen yang paling dekat dengan mereka diketahui terlibat dalam pengaturan metabolisme, jadi mereka mungkin menjaga metabolisme tetap rendah."
Beberapa dari gen ini adalah gen yang sama yang diidentifikasi oleh Wilkinson dan rekan peneliti sebagai "gen umur panjang" dalam penelitian sebelumnya. Wilkinson mengatakan bahwa ada tumpang tindih yang signifikan antara gen hibernasi dan gen umur panjang. Penelitian lebih lanjut menyoroti hubungan antara hibernasi dan rentang hidup yang lebih lama.
Studi sebelumnya juga menetapkan jam epigenetik pertama untuk kelelawar. Sehingga mampu memprediksi secara akurat usia kelelawar mana pun di alam liar. Jam itu diterapkan pada studi terbaru ini, memungkinkan para peneliti untuk menunjukkan bahwa hibernasi mengurangi usia epigenetik kelelawar. Jika ini dibandingkan dengan hewan non-hibernasi pada usia yang sama.
Studi seperti ini membantu menjelaskan mengapa kelelawar memiliki rentang hidup lebih lama dari yang diharapkan, untuk mamalia kecil seukuran tikus. Namun, mereka juga menimbulkan pertanyaan baru.
Baca Juga: Dunia Hewan: Isopoda Laut Raksasa Ini Ditemukan di Teluk Meksiko
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR