Nationalgeographic.co.id—Perhatikan sesuatu yang aneh pada gambar di atas, apa keanehan yang Anda temukan? Di gambar itu, matahari terbit seperti yang Anda tahu dari bayangan di bawah mobil dan di dinding. Tapi mengapa besi berwarna kuning itu tidak menghasilkan bayangan sama sekali? Kemanakah bayangannya?
Mungkin, Anda akan berpikir bahwa tampaknya ada seseorang yang memotong tiang dari gambar lain dan menempelkannya di sini. Namun, ia bukan seseorang yang mahir dalam melakukan hal itu, karena lupa tidak memunculkan bayangannya. Tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa itu adalah gambar yang nyata, dan itu diambil di Hawaii.
Alasan mengapa tidak ada bayangan adalah karena matahari berada tepat di atas kepala. Orang-orang Hawaii menyebut fenomena ini sebagai Lahaina Noon.
Hawaii adalah satu-satunya negara bagian di Amerika Serikat di mana fenomena ini terjadi. Bahkan dua kali setiap tahunnya. Tetapi itu bukan satu-satunya tempat di bumi ini di mana hal ini terjadi. Faktanya, ada satu titik di bumi sekarang, saat Anda membaca ini, di mana matahari tidak memberikan bayangan sama sekali. Titik itu terus bergerak melintasi permukaan bumi, saat planet berputar. Mungkin, sekarang di tengah lautan, atau di gurun, atau di tempat yang tidak jelas di mana fenomena itu sulit diamati atau bahkan tidak ada yang memperhatikannya.
Titik ini disebut titik subsolar. Pada titik subsolar, sinar matahari mengenai planet tepat tegak lurus terhadap permukaannya. Sehingga objek yang tegak lurus tidak akan menimbulkan bayangan sama sekali. Fenomena tanpa bayangan ini diberi julukan "Lahaina Noon" oleh Bishop Museum di Hawaii. Ini mengacu pada ibukota Hawaii lama yaitu Lahaina, di Pulau Maui. "La haina" sendiri berarti "matahari yang kejam" dalam bahasa Hawaii.
Dua kali setahun, pada bulan Mei dan Juli, Matahari melintas tepat di atas kepala di Hawaiʻi. Pada dua hari ini, sekitar tengah hari setempat, Matahari akan tepat berada di atas kepala dengan sudut 90 derajat. Saat itulah benda tegak seperti tiang bendera tidak akan memiliki bayangan. Fenomena ini hanya terjadi di daerah tropis; Matahari tidak pernah berada tepat di atas kepala di bagian lain planet ini. Hawaiʻi adalah satu-satunya negara bagian AS di daerah tropis dan dengan demikian satu-satunya negara bagian di mana hal ini terjadi. Pada tahun 1990 Bishop Museum mengadakan kontes untuk memberi nama pada fenomena ini. Pemenangnya adalah “Lahaina Noon”.
Kata Lahaina dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai “matahari yang kejam,” tetapi secara efektif ini sebenarnya merujuk pada kekeringan parah yang dialami di bagian pulau Maui itu.
"Saat itu siang hari setempat, ketika matahari tepat di atas kepala," kata Shane Kennedy dari Biro Meteorologi Australia, seperti yang dilansir ABC News ketika menanggapi fenomena ini.
Saat bumi berputar, titik subsolar bergerak ke arah barat, mengelilingi dunia sekali sehari. Itu juga bergerak ke utara dan selatan antara Tropic of Cancer dan Tropic of Capricorn. Ketika titik subsolar berada di Tropic of Capricorn, itu adalah hari titik balik matahari Desember dan titik balik matahari Juni adalah saat titik subsolar berada di Tropic of Cancer. Demikian pula, ekuinoks Maret dan September terjadi ketika titik subsolar melintasi khatulistiwa.
Baca Juga: Selisih Shih-Li-Fo-Shih: Teka-teki Sriwijaya yang Tak Berkesudahan
Baca Juga: Panas Matahari Mungkin Penyebab Badai Debu Besar-besaran di Mars
Baca Juga: Merekam Kemegahan Matahari Terbit dari Balik Danau Kelimutu
Nah, apakah Indonesia mengalaminya juga? Menurut analisis BRIN atau Badan Riset dan Inovasi Nasional, mengatakan bahwa, fenomena yang akrab disebut Hari Tanpa Bayangan Matahari ini juga bisa terjadi di Indonesia. Yang mana waktunya adalah dimulai dari hari ini - 7 September 2022 hingga 21 Oktober 2022.
Di Indonesia kota yang akan mengalaminya pertama kali tentunya adalah Sabang. Sedangkan yang paling terakhir mengalami fenomena ini adalah Rote Ndao.
Untuk Pulau Jawa, hari terjadinya fenomena Lahaina Noon atau Hari Tanpa Bayangan ini akan dimulai pada 8 Oktober 2022 tepatnya di Kepulauan Karimun Jawa dan berakhir 15 Oktober 2022 di Semenanjung Blambangan.
Jangan lupa ya untuk mengabadikan momen ini dengan kamera Anda.