Nationalgeographic.co.id – Flores merupakan sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikenal kaya akan potensi wisata alam mengagumkan. Salah satunya adalah Danau Kelimutu, yang terletak di puncak Gunung Kelimutu dengan ketinggian 1.639 meter di atas permukaan laut.
Danau Kelimutu sering juga disebut Danau Tiga Warna. Seperti julukannya, danau ini terbagi dalam tiga bagian dengan masing-masing warna yang berbeda, yakni merah, biru, dan putih. Warna air pada danau yang diyakini sebagai tempat berkumpulnya arwah dari suku Lio di Ende dan Sikka ini pun dapat berubah-ubah.
Para ahli geologi menyatakan perubahan warna air tersebut merupakan aktivitas vulkanis. Namun, lain halnya dengan kepercayaan penduduk setempat. Perubahan warna itu dipandang sebagai isyarat alam dan pesan leluhur terkait dengan kehidupan manusia di masa mendatang.
Masyarakat juga meyakini Danau Kelimutu adalah danau keramat yang memberikan kesuburan pada tanah di sekitarnya. Oleh karena itu, masyarakat sering mengadakan upacara adat rutin di danau tersebut dengan memberikan persembahan hasil bumi kepada arwah leluhur.
Kendati demikian, Danau Kelimutu tidak hanya dikenal dengan kesakralannya. Pesona lanskap alam ketiga warna dari danau ini juga menjadi magnet wisata hingga mancanegara. Termasuk kemolekan horizonnya kala matahari merupa dari peraduannya.
Baca Juga: Penemuan Dua Spesies Baru Burung di Dekat Tembok Besar Tiongkok
Melalui perjalanan Nawa Cahaya: Capture the Unique Lights in Indonesia, fotografer senior sekaligus kontributor National Geographic Indonesia, Valentino Lusi, berkesempatan mengunjungi Danau Kelimutu yang terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, tersebut.
Valentino tiba di Desa Moni sekitar pukul sembilan malam, dan singgah sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Saat hari mulai tergelincir menuju terbitnya matahari, ia melakukan pendakian sekitar 10-15 menit untuk mencapai puncak Gunung Kelimutu.
“Akses ke Danau Kelimutu tidaklah sulit karena infrastrukturnya sudah cukup baik dari bawah ke atas, aspalnya juga bagus,” cerita Valentino saat dihubungi National Geographic Indonesia, Senin (7/2/2022).
Begitu sampai di puncak, Valentino langsung mengarahkan bidikan kameranya. Bukan kamera profesional yang biasa ia pakai untuk memotret, melainkan kamera dari smartphone realme 9 Pro+. Ia hendak mengabadikan pendar indah surya yang berpagut dengan ketiga warna Danau Kelimutu.
Ia menggunakan mode Pro dengan ISO 100, sehingga objek yang ditangkap tampak lebih dramatis. Setelah white balance juga disesuaikannya agar warna gambar yang dihasilkan tidak terlalu kuning. Meski kondisi cahaya masih temaram, Valentino berhasil mengabadikan keindahan lanskap Danau Kelimutu.
Baca Juga: Revolusi Februari, Kepayahan Tsar Nicholas II dalam Memimpin Rusia
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Wandha Nur Hidayat |
KOMENTAR