Mengapa dan Apa Alasannya Mars Disebut Juga Sebagai Planet Merah?

By Wawan Setiawan, Selasa, 6 September 2022 | 14:00 WIB
Mengapa Mars disebut Planet Merah? (NASA/JPL)

Nationalgeographic.co.id—Sudah tidak asing lagi, Mars dikenal sebagai Planet Merah. Mungkin, jawaban mudahnya karena warna karatnya yang terlihat khas. Bahkan, warna planet ini pun dapat kita lihat dengan mata telanjang dari Bumi. Sehingga tidak sedikit yang mengira bahwa itu adalah sebuah bintang merah yang muncul menghiasi langit malam.

Pernah tercacat data dari Google Trends menunjukkan orang-orang penasaran bagaimana planet ini bisa menjadi merah. Bahkan, tren pencarian baru-baru ini mungkin berkaitan dengan teori konspirasi viral di TikTok yang secara salah mengeklaim Mars berwarna merah karena manusia menghancurkan planet ini dalam perang nuklir.

Tentu saja teori itu salah menurut ilmu pengetahuan saat ini. Lalu, apa penjelasannya yang benar? Mars berwarna merah karena cara pembentukannya miliaran tahun yang lalu ketika tata surya masih muda. Ada dua alasan yang menjadi jawaban utama untuk kemerahan Mars, yaitu kondisi permukaan dan atmosfernya.

Mari kita jabarkan satu-persatu.

Permukaan Mars ditutupi oleh partikel oksida besi. Oksida besi adalah senyawa yang sama yang memberikan warna merah pada karat. Mars memiliki begitu banyak oksida besi di permukaannya karena planet ini lebih kecil dan memiliki gravitasi yang lebih lemah daripada Bumi. Ketika planet-planet terbentuk sekitar empat miliar tahun yang lalu, permukaannya akan terbuat dari lautan neraka dari batuan cair dan logam, termasuk oksida besi yang terbentuk secara alami.

Ukuran bumi yang lebih besar dengan gravitasinya yang lebih kuat membuat batuan cair ini berada di bawah tekanan yang lebih tinggi di masa-masa awalnya. Sehingga menghasilkan suhu yang lebih tinggi pula. Ini mengubah oksida besi menjadi cair, dan menyebabkannya tenggelam ke inti planet, menurut yang diyakini oleh para ilmuwan.

Pemandangan panorama situs pendaratan Ares Vallis Pathfinder, mengungkapkan jejak masa lalu yang lebih hangat dan lebih basah. Ini menunjukkan dataran banjir yang ditutupi dengan berbagai jenis batuan, bongkahan besar, bulat dan semi-bulat kerikil juga kerikil. Batuan dan kerikil ini diperkirakan te (NASA/JPL)

Sedangkan untuk Mars, karena ia ukurannya lebih kecil, maka tidak mencapai suhu yang sama seperti Bumi. Oksida besi pun tetap stabil, tidak tenggelam begitu banyak dan akibatnya oksida besi ini tersebar di seluruh planet saat ini.

Penjelasan ini berawal dari penelitian tahun 2004 oleh David Rubie dan rekan-rekannya di University of Bayreuth, Jerman. John Murray, seorang ilmuwan planet di Universitas Terbuka di Milton Keynes, Inggris, mengatakan kepada jurnal Nature pada saat itu: "Saya tidak tahu penjelasan lain untuk kekaratan Mars."

David Rubie dan rekan-rekannya dari University of Bayreuth, Jerman, mengatakan mereka punya jawaban: panas yang hebat di dalam Bumi awal sudah cukup untuk mengubah banyak oksida besi menjadi besi logam cair, yang meresap ke dalam planet untuk membentuk inti cairan besar.

Mars tidak pernah mencapai suhu yang dibutuhkan untuk proses ini hanya karena lebih kecil, kata mereka. Ini meninggalkan lebih banyak oksida besi di lapisan atas planet ini, yang menyebabkan rona cokelat mudanya yang khas dan inti besi yang relatif kecil.

"Model kami menunjukkan bahwa planet-planet bisa terbentuk dari bahan yang sama dan kemudian berevolusi ke komposisi dan struktur internal mereka saat ini," kata Rubie.