Nationalgeographic.co.id—Ada lebih dari 277.000 truk di jalan-jalan Pakistan. Dengan beban berat, truk melintasi rute sempit lembah sungai timur negara itu. Melewati hamparan berbatu di dataran tinggi barat daya, truk ini mengarah ke pegunungan Karakoram yang tertutup salju. Pakistan bergantung pada truk untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan transportasi negara itu. Di sisi lain, truk ini juga menjadi platform untuk memamerkan budaya Pakistan. Bagaimana bisa? Truk di Pakistan memiliki ciri khas unik, dihiasi dengan gambar beraneka warna. Warna-warni truk Pakistan menjadi cermin semangat dan kebanggaan pemiliknya.
Di Pakistan, sebagian besar truk memiliki hiasan mewah dan mencolok. “Biasanya berupa garis-garis hiasan, ikan, burung merak, bunga, politisi, bintang film, pemain kriket, dan penyanyi,” tutur Zinara Rathnayake di laman Atlas Obscura.
Truk melintasi jalan raya dengan bingkai kayu yang rumit dan kerajinan logam yang berkilauan di bawah sinar matahari. Kurang lengkap rasanya jika truk tidak memiliki lonceng dan pom-pom berayun. Bagi pengemudi dan seniman, truk lebih dari sekadar alat angkut.
“Truk adalah kebanggaan saya,” kata Gulam Nabi, 45 tahun dari Karachi kepada penulis. Ia memiliki sepuluh truk dan bekerja dengan pedagang untuk mengangkut barang.
“Seseorang berpendapat bahwa semua dekorasi itu menghabiskan uang. Tetapi ketika saya membeli truk, itu adalah truk saya. Truk itu harus menjadi yang paling indah di jalan raya,” Tambah Nabi.
Pemilik dan pengemudi saling bersaing dengan yang lainnya. Mereka menghabiskan sebanyak $30.000 atau sekitar 447 juta rupiah untuk mendekorasi sebuah truk. Angka yang fantastis, lebih dari dua kali lipat pendapatan tahunan rata-rata orang Pakistan.
Di Pakistan, karya seni yang semarak ini disebut “phool patti”. Tidak hanya truk, orang Pakistan menghiasi hampir setiap bentuk transportasi—kereta es krim, traktor, bus lokal, tuk-tuk, dan minivan.
Bahkan di pedesaan Pakistan, unta pun didandani sedemikian rupa agar menarik. “Dekorasi alat transportasi ada dalam gen kami,” kata Ali Salman Anchan, pendiri dan direktur kreatif perusahaan sosial Phool Patti.
Tradisi kuno yang berusia ribuan tahun
Pendapat Anchan mungkin benar. Seni truk dikaitkan dengan zaman kuno, kata seniman visual Farah Yusuf Ali. Selama Peradaban Lembah Indus (2600 -1700 Sebelum Masehi), orang mempercantik perahu dan hewan transportasi mereka. Peradaban ini membentang dari timur laut Afghanistan saat ini ke Pakistan dan India barat laut,
Tradisi mendekorasi moda transportasi apa pun ini berlangsung selama berabad-abad. Seni truk Pakistan, kata Ali, adalah versi kontemporer dari tradisi kuno itu.
Ketika truk tiba di British India pada awal abad ke-20, perusahaan lokal memasang logo dekoratif pada truk. Menurut penelitian Ali, logo-logo ini membantu buruh kelas pekerja yang buta huruf untuk mengidentifikasi truk.
General Motors pertama kali memperkenalkan truk ke Karachi pada tahun 1930-an. Pada saat pemisahan India pada tahun 1947, Karachi menjadi pusat pengecatan truk. “Seniman, pandai besi, dan pengrajin dari seluruh negeri berbondong-bondong ke Karachi untuk bekerja,” tambah Rathnayake.
Pelukis kerajaan yang beralih menjadi pelukis truk
Beberapa seniman truk paling awal adalah pelukis di istana kerajaan Mughal dan Rajasthani. Ketika Inggris menduduki wilayah itu, mereka menganggur. Sebagian besar seniman ini adalah Muslim dan bermigrasi ke negara Islam baru Pakistan.
“Ketika tidak memiliki pekerjaan, seniman ini mengaplikasikan seni pada kereta kuda dan truk,” kata Anchan. Dari pelukis kerajaan, para seniman ini pun beralih menjadi pelukis truk. Dekorasi truk awal ini termasuk gambar dewa Hindu dan guru Sikh diharapkan dapat membawa keberuntungan. Di daerah mayoritas Muslim, lukisannya pun menyesuaikan.
Seni truk tidak memiliki institusi formal. “Kami belajar dari bengkel. Pemimpin bengkel akan mewariskan ilmu itu kepadamu,” kata Anchan.
Seni truk menangkap imajinasi seniman dan memanfaatkan gayanya sendiri untuk menghias setiap bagian truk. Setiap kendaraan memiliki bentuknya sendiri dan seniman memutuskan desain mana yang sesuai dengan strukturnya.
Tiap daerah memiliki ciri khas dekorasi truk masing-masing
Di Pakistan, seniman truk dari berbagai daerah memiliki gaya artistiknya sendiri. Satu atau beberapa seniman mendominasi suatu wilayah. Seperti Haider Ali dari Karachi, kakeknya bermigrasi dari India sebagai pelukis kerajinan tradisional.
“Sebagai sebuah komunitas, ketika kita melihat sebuah truk, kita mengetahui asalnya. Misalnya dari Punjab atau dari Peshawar. Gaya gambar, bunga, dan motifnya unik untuk daerah dan seniman,” Anchan menambahkan lagi.
Sebagian besar truk baru mendarat di kota pelabuhan Karachi. Di kota terbesar Pakistan ini, truk awalnya didekorasi dengan gambar cat air, warna neon, cermin, dan kayu.
Di Rawalpindi, kota komersial besar, chamak patti atau seni stiker lebih populer. “Kami membutuhkan waktu sekitar sembilan hari untuk mendekorasi ulang sebuah truk secara keseluruhan,” kata seniman 40 tahun Imran Riaz di bengkel truk di Rawalpindi.
Seorang seniman memiliki kebebasan artistik, tetapi terkadang, pengemudi dan pemilik memiliki pendapat sendiri. “Sopir ini orang Kashmir, jadi dia meminta saya untuk menghias truknya dengan bendera Pakistan. Dia ingin menunjukkan patriotismenya kepada Pakistan,” kata Riaz.
Simbol kebanggaan dan rumah di atas roda bagi pengemudi, truk dipandang sebagai “pengantin yang berhijab”, kata Ali.
“Setiap inci ditutupi dengan motif yang hidup dan hiasan logam yang digantung meniru perhiasan,” katanya. Terkadang, pengemudi truk ingin seniman menggambar potret seorang politisi, bintang kriket, atau penyanyi yang mereka kagumi. Ali mengatakan jenis potret ini unik dan membedakan seni truk Pakistan dari seni kendaraan di seluruh dunia.
Seni truk sebagai media sosial berjalan
“Seni truk juga menjadi media sosial kami,” kata Anchan sambil tertawa. Misalnya ketika Imran Khan memenangkan piala dunia kriket tahun 1992, mereka melukis bintang kriket di truk. Ketika sebuah film menjadi hit, aktornya pun mendapat kehormatan untuk dilukis. Sambil mengikuti tren, seniman juga “menangkap” suasana hati Pakistan.
Sekarang seni truk juga menginspirasi budaya pop. Gambar truk Pakistan pun bermunculan di kaos, suvenir, dan tas.
Truk menjadi media untuk menyampaikan masalah sosial yang penting
Seniman dan aktivis juga menggunakan truk untuk mendidik dan menangani masalah sosial. Sangat penting untuk menggunakan alat yang peka terhadap budaya yang beresonansi dengan penduduk lokal. Seni truk adalah ekspresi seniman lokal. “Maka, truk menjadi papan iklan bergerak yang membawa pesan dari satu bagian Pakistan ke bagian lain,” kata antropolog dan pembuat film dokumenter Samar MinAllah Khan.
Khan bekerja dengan tim seniman truk untuk berbagi pesan. Biasanya pesan yang disampaikan seputar pernikahan anak, pelecehan seksual, pekerja rumah tangga, dan pembunuhan demi kehormatan.
Khan juga bekerja sama dengan Roshni, sebuah organisasi yang berbasis di Karachi untuk menemukan anak-anak yang hilang. Potret anak-anak yang hilang dilukis di bagian belakang truk dengan nomor saluran bantuan.
Selain itu, Khan mengatakan seni truk membantu mengatasi representasi stereotip pengemudi truk Pashtun. Sering dianggap sebagai ras pejuang, kebanyakan orang Pashtun tinggal di dekat wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan. “Seni truk mematahkan stigma melihat orang Pashtun sebagai laki-laki yang memegang senapan,” kata Khan.
Melalui seni truk, Anda merayakan sifat imajinatif orang Pashtun. Anda merayakan cinta mereka pada puisi dan seni.