Studi Terbaru: Smartphone Bisa Deteksi Tingkat Kesepian Penggunanya

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 7 September 2022 | 12:59 WIB
Sensor smartphone mengungkapkan kesepian memprediksi interaksi sosial yang lebih pendek. (Mart Production)

Nationalgeographic.co.id—Sebagaian orang meyakini bahwa ketika sedang kesepian, yang dibutuhkan adalah koneksi sosial. Kebutuhan untuk memiliki, atau berhubungan dengan orang lain adalah kebutuhan mendasar manusia seperti teori dari Abraham Maslow.

Dilansir Psychology Today, ketika seseorang tidak memiliki hubungan yang dekat dan positif, mereka mengalami kecemasan dan kemarahan yang lebih besar, harga diri yang lebih rendah, tekanan darah dan kualitas tidur yang lebih buruk, dan bahkan umur lebih pendek. Faktanya, kesepian kronis dapat memperpendek umur seseorang setara dengan merokok 15 batang sehari.

Psikolog percaya ada tiga jenis kesepian. Pertama, kesepian intim, ketika mereka merasa tidak memiliki seseorang yang dapat melakukan percakapan yang dekat atau bermakna. Kedua, kesepian relasional, ketika mereka merasa bukan milik keluarga, atau teman. Ketiga, kesepian kolektif ketika mereka umumnya merasa terputus dari masyarakat—seperti yang dialami banyak orang setelah pandemi COVID-19.

Tetapi tidak semua orang bisa menjadi social butterfly yang mencari ratusan teman. Namun demikian, ketika kuantitas dan kualitas interaksi sosial aktual seseorang turun di bawah tingkat yang diinginkan, mereka sering merasa kesepian dan mungkin termotivasi untuk melakukan sesuatu tentang hal itu.

Mungkin orang yang kesepian menjangkau jejaring sosial lebih sering daripada biasanya dengan harapan dapat terhubung dengan orang lain. Atau, mungkin mereka menarik diri dari interaksi sosial, memilih menyendiri atau memotong percakapan canggung singkat dengan orang asing.

Smartphone untuk Mendeteksi Interaksi Sosial

Untuk memahami apakah kesepian memprediksi seberapa sering orang berinteraksi dengan orang lain atau durasi interaksi mereka, peneliti Timon Elmer dan Gerine Lodder melakukan penelitian menggunakan data yang dikumpulkan dari smartphone orang.

Sebagai bagian dari Studi Dartmouth StudentLife, 48 peserta pertama kali menyelesaikan pengukuran kesepian intim, relasional, dan kolektif mereka. Kemudian, mengunduh aplikasi di ponsel mereka yang secara pasif merekam percakapan mereka dengan orang lain selama 10 minggu ke depan.

Setiap kali peserta melakukan percakapan dengan orang lain, aplikasi merekam saat percakapan dimulai dan berakhir. Dengan demikian, memberikan para peneliti dua informasi penting: tingkat interaksi sosial (berapa banyak percakapan yang terdeteksi) dan durasi interaksi (berapa lama percakapan berlangsung).

Interaksi yang direkam yang bukan benar-benar percakapan, seperti kuliah di kelas atau acara televisi, tidak disertakan dalam data. Menariknya, aplikasi ini juga mencatat seberapa sering peserta menggunakan ponsel mereka, termasuk apakah peserta membuka ponsel mereka setidaknya satu jam sebelum mengobrol dengan orang lain.

Apakah Kesepian Memprediksi Tingkat atau Durasi Interaksi Sosial?

Selama 10 minggu, aplikasi mencatat total 74.645 interaksi sosial, yang setara dengan sekitar 27 interaksi per orang setiap hari. Interaksi peserta berlangsung rata-rata sekitar 10 menit dan terjadi kira-kira setiap 45 menit.