"Kita manusia hidup di lingkungan yang sangat berbeda dengan gaya hidup yang unik dibandingkan dengan spesies primata lainnya dan sel glia, termasuk mikroglia, sangat sensitif terhadap perbedaan ini,” kata Sestan.
"Jenis mikroglia yang ditemukan di otak manusia mungkin mewakili respons imun terhadap lingkungan."
Baca Juga: Studi Baru: Tidak, Otak Manusia Tidak Menyusut 3.000 Tahun yang Lalu!
Baca Juga: Bagaimana Otak Manusia Mengetahui Tentang Seisi Alam Semesta?
Baca Juga: Meski Sudah Berevolusi, Ternyata Otak Homo Erectus Awal Mirip Kera
Analisis ekspresi gen dalam mikroglia mengungkapkan kejutan khusus manusia lainnya, kehadiran gen FOXP2. Penemuan ini menimbulkan minat yang besar karena varian FOXP2 telah dikaitkan dengan dispraksia verbal, suatu kondisi di mana pasien mengalami kesulitan memproduksi bahasa atau bicara.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa FOXP2 dikaitkan dengan penyakit neuropsikiatri lainnya, seperti autisme, skizofrenia, dan epilepsi.
Sestan dan rekannya menemukan bahwa gen ini menunjukkan ekspresi spesifik primata dalam subset neuron rangsang dan ekspresi spesifik manusia dalam mikroglia.
"FOXP2 telah menarik banyak ilmuwan selama beberapa dekade, tetapi kami masih tidak tahu apa yang membuatnya unik pada manusia dibandingkan spesies primata lainnya," kata Shaojie Ma, rekan postdoctoral di lab Sestan dan penulis pendamping.
"Kami sangat senang dengan temuan FOXP2 karena mereka membuka arah baru dalam studi bahasa dan penyakit."