Ketidakadilan Kisah Medusa, Ketika Korban yang Menanggung Hukuman

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 8 September 2022 | 08:00 WIB
Panel ukiran batu dari kepala Medusa. (Shelli Jensen)

Nationalgeographic.co.id—Gambar Medusa yang berambut ular ada di mana-mana di Yunani kuno. Wajahnya yang unik, mata lebar, gigi tajam dan, yang paling terkenal adalah  ular mendesis di rambutnya.

Dikutip Spyros Syropoulos, profesor sastra Yunani kuno di Departemen Studi Mediterania di University of the Aegea Yunani mengatakan, “Jika Anda membaca mitos Medusa dengan cermat, mitos tersebut mengungkapkan potret kompleks dari monster yang menjadi korban namun menjadi ‘pelaku’.” terangnya.

Beberapa Versi Mitos Medusa

Seperti banyak mitologi Yunani, ada beberapa versi cerita asal Medusa. Mitos tertua melemparkannya sebagai monster sejak lahir, sedangkan cerita selanjutnya menggambarkan seorang gadis muda yang tidak bersalah dihukum karena dosa para dewa.

Menurut penyair Yunani Hesiod, yang menulis pada abad kedelapan dan ketujuh SM, Medusa adalah salah satu dari tiga saudara perempuan yang dikenal sebagai Gorgon yang lahir dari dewa purba Ceto dan Phorcys, yang merupakan ibu dan anak. Nasib Medusa adalah menyedihkan, karena dia fana sementara saudara perempuannya Sthenno dan Euryale tidak awet muda dan hidup selamanya.

"Ada sesuatu yang mengerikan dan tidak adil bahwa Medusa adalah satu-satunya manusia yang fana. Belum lagi dia lahir dari hubungan mengerikan,” ujar Syropoulos.

Menulis satu abad setelah Hesiod, penyair Yunani Stasinus dari Siprus menggambarkan Medusa dan saudara perempuan Gorgonnya sebagai monster menakutkan yang tinggal di Sarpedon, sebuah pulau berbatu di Oceanus yang dalam.

Kata Gorgon berasal dari bahasa Yunani gorgos yang berarti mengerikan. Dramawan Yunani Aeschylus, menulis pada abad kelima SM, mengisi rincian penampilan mengerikan Gorgon: "tiga saudara perempuan bersayap, Gorgon berambut ular, dibenci umat manusia, yang tidak akan dilihat oleh siapa pun dari jenis fana.

Cerita selanjutnya masih tentang ketidakadilan nasib Medusa. Penyair Romawi Ovid, menulis sekitar waktu Kristus (abad pertama M), mengatakan bahwa Medusa pada awalnya bukanlah monster, tetapi seorang gadis dengan rambut indah yang menarik perhatian Poseidon, dewa laut yang penuh nafsu.

Poseidon memperkosa Medusa di Kuil Athena. Kemudian, dewi kebijaksanaan dan perang, Athena sangat marah sehingga dia mengubah rambut Medusa yang tergerai dengan indah menjadi ular menjijikkan.

"Alih-alih menghukum dewa, Athena menghukum manusia yang tidak adil. Tapi begitulah para dewa berperilaku dalam mitologi Yunani yakni picik, pendendam dan kejam." kata Syropoulos.

Perseus dan Medusa