Menelisik Awal Mula Cincin Tunangan, Berasal dari Zaman Romawi Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 8 September 2022 | 14:00 WIB
A Roman Ring with Linked Hands, ini adalah desain populer untuk cincin kawin Romawi. (West Semitic Research Project)

Nationalgeographic.co.id—Penggunaan cincin pertunangan dan cincin kawin adalah hal biasa dalam budaya saat ini. Benda tersebut digunakan untuk menunjukkan status hubungan seseorang. Tapi tahukah Anda? Awal mula tradisi cincin tunangan atau menikah sudah ada sejak zaman kuno, khususnya sejak periode Romawi.

Cincin-cincin ini berasal dari Mesir kuno atau Yunani kuno, di bawah Romawilah persyaratan hukum terperinci untuk pertunangan, pernikahan, dan perceraian pertama kali dilembagakan.

Legalitas Pernikahan Romawi dan Cincin Pertunangan

Di Roma kuno, pernikahan disebut justae nuptiae, justum matrionium atau ligitimum matrimonium. Pernikahan harus sesuai dengan hukum Romawi. Istilah konnubium, misalnya, menunjukkan hak hukum untuk menikah, dan ini adalah persyaratan sebelum orang bisa menikah. Tidak semua orang memiliki konnubium. Individu tersebut termasuk orang-orang yang sudah menikah dan pasangan dalam batas-batas hubungan darah tertentu. Ada juga hukum lain yang mengatur pernikahan di Roma kuno, termasuk perolehan izin orang tua sebelum menikah, dan usia minimum untuk menikah (12 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria).

Mengingat bahwa pernikahan di Roma kuno adalah sesuatu yang membutuhkan kepatuhan yang ketat terhadap hukum, mungkin tidak mengherankan bahwa itu juga dianggap sebagai kontrak.

Cincin kawin Roman Key. Cincin ini terbuat dari besi dan dipakai oleh istri. (Rama/ CC BY SA 2.0 fr)

Pemberian cincin pertunangan di Roma kuno dapat dilihat dalam hal ini, yaitu sebagai penanda publik bahwa kontrak telah dibuat antara pasangan, serta antara keluarga mereka. Selain itu, cincin pertunangan Romawi menunjukkan bahwa seorang wanita akan berpindah dari kepemilikan satu pria (ayahnya) ke pria lain (calon suaminya). Karena itu, hanya wanita yang mengenakan cincin pertunangan di Roma kuno.

Dua Cincin dan Dua Simbol untuk Pernikahan

Wanita dalam masyarakat Romawi kuno diberi dua cincin kawin, satu dari besi dan satu emas. Yang pertama dipakai di rumah, sedangkan yang kedua dipakai di depan umum untuk mengesankan orang. Besi dipilih sebagai bahan untuk cincin ini karena melambangkan kekuatan dan keabadian.

Emas adalah bahan lain yang digunakan oleh orang Romawi untuk membuat cincin kawin - sebagai simbol kekayaan. Sementara undang-undang melarang kelas bawah memakai cincin emas. Namun peraturan ini sering dihiraukan, bahkan budak tercatat telah melapisi cincin besi mereka dengan emas.

Cincin fede emas Romawi dari abad ke-2 atau ke-3. Desain tangan tergenggam sangat populer untuk cincin kawin Romawi. (NC SA 4.0)

Cincin kawin emas menjadi sangat menonjol sejak abad ke-3 dan ke-4 Masehi. Selama periode ini, cincin emas menjadi lebih rumit dan mewah, serta menjadi indikasi kekayaan pemilik dan keterampilan pengrajin. Jenis cincin yang paling umum dikaitkan dengan pernikahan Romawi adalah cincin 'fede', yang memiliki desain yang menunjukkan sepasang tangan yang tergenggam, atau pasangan yang terjalin.