Makanan Ultra Proses dan RIsiko Tinggi Kanker Kolorektal Pada Pria

By Ricky Jenihansen, Senin, 12 September 2022 | 15:00 WIB
Anatomi sistem pencernaan manusia. (stock image)

Nationalgeographic.co.id—Studi baru dari ilmuwan di Tufts University dan Harvard University menemukan bahwa pria yang mengonsumsi makanan ultra proses dan kanker kolorektal. Pria yang mengonsumsi makanan ultra proses dalam jumlah tinggi berisiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal daripada mereka yang tidak

Mereka menemukan, pria yang mengonsumsi makanan ultra proses dalam jumlah tinggi, berisiko lebih tinggi 29% lebih tinggi mengembangkan kanker kolorektal daripada pria yang mengonsumsi lebih sedikit. Para peneliti tidak menemukan hubungan yang sama pada wanita.

Bagi banyak orang, makanan instan mungkin memudahkan namun mengabaikan informasi nutrisi yang kurang ideal. Tapi tim yang dipimpin oleh para peneliti di Tuft University dan Harvard University berharap hal itu akan berubah.

Setelah baru-baru ini mereka menemukan hubungan antara tingginya konsumsi makanan olahan dan peningkatan risiko kanker kolorektal. Laporan penelitian mereka telah diterbitkan di jurnal BMJ.

"Kami mulai berpikir bahwa kanker kolorektal bisa menjadi kanker yang paling terpengaruh oleh pola makan dibandingkan dengan jenis kanker lainnya," kata Lu Wang, penulis utama studi tersebut dan rekan postdoctoral di Friedman School of Nutrition Science and Policy di Tufts.

"Daging olahan, yang sebagian besar termasuk dalam kategori makanan ultra-proses, merupakan faktor risiko kuat untuk kanker kolorektal. Makanan ultra-proses juga tinggi gula tambahan dan rendah serat, yang berkontribusi pada penambahan berat badan dan obesitas yang merupakan faktor risiko yang mapan untuk kanker kolorektal."

Studi ini menganalisis tanggapan dari lebih dari 200.000 peserta, 159.907 wanita dan 46.341 pria di tiga studi prospektif besar yang menilai asupan makanan dan dilakukan selama lebih dari 25 tahun. Setiap peserta diberikan kuesioner frekuensi makanan setiap empat tahun dan ditanya tentang frekuensi konsumsi sekitar 130 makanan.

Asupan makanan ultra-proses partisipan kemudian diklasifikasikan ke dalam kuintil, mulai dari nilai konsumsi terendah hingga tertinggi. Mereka yang berada di kuintil tertinggi diidentifikasi sebagai yang paling berisiko terkena kanker kolorektal.

Makanan ultra proses adalah makanan olahan pabrik yang dibuat secara massal dan dijual dalam bentuk kemasan. (Evan Sung/The New York Times)

Meskipun ada hubungan yang jelas diidentifikasi untuk pria, terutama dalam kasus kanker kolorektal di usus besar distal, penelitian ini tidak menemukan peningkatan risiko secara keseluruhan untuk wanita yang mengonsumsi makanan ultra-proses dalam jumlah yang lebih tinggi.

Analisis mengungkapkan perbedaan cara pria dan wanita mengonsumsi makanan ultra-proses dan risiko kanker terkait prospektif. Dari 206.000 peserta yang diikuti selama lebih dari 25 tahun, tim peneliti mendokumentasikan 1.294 kasus kanker kolorektal pada pria, dan 1.922 kasus pada wanita.

Tim menemukan hubungan terkuat antara kanker kolorektal dan makanan ultra-proses di antara pria berasal dari daging, unggas, atau produk siap makan berbasis ikan. "Produk ini termasuk beberapa daging olahan seperti sosis, bacon, ham, dan kue ikan. Ini sesuai dengan hipotesis kami," kata Wang.