Baca Juga: Konfirmasi Sains Terbaru: Covid-19 Berasal dari Pasar Wuhan Tiongkok
Baca Juga: Rekor Terlama, Seorang Pasien Terinfeksi COVID-19 hingga 1,5 Tahun
Baca Juga: Kondisi Kejiwaan Pengaruhi Kemungkinan Infeksi Terobosan Covid 19
"Karena sangat berhati-hati, penyedia medis harus dengan hati-hati memantau gejala di antara pasien COVID-19 dengan IDD yang didiagnosis dengan hipotirodisme dan atau kejang," terang para peneliti.
Landes menjelaskan, memang penting untuk memerhatikan pola komorbiditas antara orang biasa dengan gangguan IDD. Akan tetapi, perlu disadari bahwa peningkatan beban COVID-19 di antara pengidap IDD, setidaknya sebagian besar disebabkan oleh faktor sosial.
Misalnya, kondisi mereka dalam proporsi yang lebih tinggi dari populasi ini yang tinggal dalam pengaturan perawatan kelompok, perhatian yang tidak cukup untuk perawatan di fasilitas negeri maupun swasta, dan ketidakadilan dalam akses ke perawatan kesehatan yang berkualitas.
Namun, para peneliti belum bisa membuat kesimpulan final atas faktor-faktos sosial untuk memahami tingkat kematian COVID-19 bagi orang dengan IDD. Yang jelas, mereka menerangkan, penelitian ini bisa menjadi tinjauan untuk melakukan penanganan dan pengawasan kelompok terpinggirkan ini selama pandemi berlangsung.