Kepangan Rambut Ungkap Tahapan Kehidupan Wanita Suku Mbalantu Afrika

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 26 September 2022 | 12:00 WIB
Anyaman eembuvi wanita suku Mbalantu, Afrika. (CHL Hahn/Koleksi Antje Otto)

Setelah pasta dioleskan, anyaman panjang diambil dan diatur menjadi hiasan kepala yang rumit, menandakan bahwa wanita itu sudah menikah.

Menurut laporan sejarah, hiasan kepala ini adalah potongan rambut yang kuat dan sangat berat sehingga ujung atasnya sering dilekatkan pada seutas tali atau kulit, yang diikatkan di sekitar dahi untuk mendistribusikan beban secara lebih merata.

“Pinggir depan gaya rambut yang dikenal sebagai omhatela sering dihiasi dengan pita manik-manik putih besar (omawe gomupolo). Di bagian belakang tepat di bawah omhatela, kadang-kadang ditempelkan strip kulit yang dihiasi dengan cangkang cowrie.”

Hiasan kepala khusus ini biasanya dipakai selama beberapa tahun setelah menikah. Sepanjang hidup, mereka juga mengubah gaya hiasan kepala, seringkali untuk mencerminkan status baru, seperti kelahiran anak. Bagi para wanita Mbalantu, tradisi seputar penataan rambut sangat tertanam dalam setiap tahapan kehidupan, mulai dari lahir hingga pubertas, pernikahan, kelahiran anak, dan akhirnya kematian.