Nationalgeographic.co.id - Sebuah pepatah lama menyatakan bahwa Romawi tidak dibangun dalam sehari. Pepatah ini memiliki arti bahwa sebuah proyek besar membutuhkan waktu untuk diselesaikan. Kekaisaran Romawi, sebagai contoh, dibangun secara bertahap dan tumbuh selama ratusan tahun. Mulai dari negara-kota menjadi kekaisaran kolosal yang membentang dari Britania sampai ke Mesir. Seiring dengan berjalannya waktu, Kekaisaran Romawi terbagi menjadi dua yaitu timur dan barat. Apa penyebab terjadinya pembagian ini?
Seperti pembentukannya, Kekaisaran Romawi juga tidak hancur dalam satu hari. Selama berabad-abad, Roma adalah pusat kekaisaran. Namun ketika nasib Roma berubah, kursi kekuasaan akhirnya bergeser. Ini menyebabkan kekaisaran secara permanen terpecah menjadi dua negara bagian yang terpisah pada tahun 395 Masehi. Romawi pun terbagi dua menjadi Romawi Barat dan Timur. Akan tetapi apa tepatnya yang menyebabkan kekaisaran yang begitu berkuasa ini terbagi? Apakah pembagian ini terjadi dengan cepat?
Wilayah kekaisaran yang semakin luas
Sangat mudah untuk berpikir bahwa perpecahan ini terjadi karena wilayah kekaisaran yang semakin besar. Namun menurut Mark Humphries, profesor klasik di Swansea University, penyebabnya lebih rumit dari itu.
Selain ukurannya, Kekaisaran Romawi juga menghadapi berbagai masalah, seperti saingan penguasa Romawi dan suku. Masuknya suku-suku asing juga mengancam kekaisaran.
Namun demikian, ukuran kekaisaran sangat mengesankan dan menciptakan banyak tantangan. "Kekaisaran Romawi adalah negara bagian terbesar di Eurasia barat yang pernah ada," tutur Peter Heather, profesor sejarah abad pertengahan di King's College London.
Pada puncaknya, Kekaisaran Romawi meliputi sebagian besar Eropa, serta sebagian Afrika dan Asia. Ini membentang dari Samudra Atlantik di barat ke tempat yang sekarang menjadi bagian dari Irak, Kuwait, Turki, dan Suriah di timur.
Kekaisaran Romawi jadi “korban” kesuksesannya sendiri
Kekaisaran Romawi, sampai batas tertentu, adalah “korban” dari kesuksesannya sendiri. Penggabungan wilayah menyebabkan perbatasan makin besar. Akibatnya, serangan dan penyeberangan perbatasan yang tidak diinginkan lebih sering terjadi dan sulit ditangani.
Namun Heather setuju bahwa ukurannya bukan satu-satunya faktor perpecahan Kekaisaran Romawi. Pasalnya, kekaisaran memiliki wilayah yang luas sejak abad ke-1 Masehi dan perpecahan sistemik mulai terjadi di abad ke-4.
Jadi apa lagi yang berperan? "Dalam pandangan saya, dua faktor tambahan memperumit masalah dasar jarak. Yang pertama adalah naiknya Persia ke status adidaya pada abad ke-3. Ini berarti Romawi harus memiliki seorang kaisar di suatu tempat yang dekat dengan perbatasan Persia," ungkap Heather.