Kelestarian Lingkungan Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

By Utomo Priyambodo, Selasa, 27 September 2022 | 12:00 WIB
Kini, di tengah laju perubahan iklim, wacana pertumbuhan ekonomi berkelanjutan semakin diperbincangkan sekaligus diperjuangkan. (Thinkstockphotos)

Nationalgeographic.co.id -Pada tahun 1984 aktivis lingkungan Jonathon Porritt telah menulis, dan kemudian kata-katanya dikutip kembali oleh ilmuwan lingkungan John Pezzey pada tahun 1992, bahwa "all economic growth in the future must be sustainable: that is to say, it must operate within and not beyond the finite limits of the planet." Artinya, pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang harus berkelanjutan, yaitu beroperasi dalam batas yang dapat diperkenankan dan tidak melampaui batas kemampuan bumi.

Kini, ketika warga dunia semakin merasakan dampak perubahan iklim akibat rusaknya lingkungan di bumi, wacana pertumbuhan ekonomi berkelanjutan semakin diperbincangkan sekaligus diperjuangkan. Apakah itu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan?

Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan atau sustainable economic growth berarti pertumbuhan ekonomi terus berlanjut dari waktu ke waktu dan tidak membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memperluas kapasitas produktif. Karena kapasitas produktif bergantung pada ketersediaan dan kualitas faktor produksi, termasuk sumber daya alam, keberlanjutan berarti memastikan ketersediaan faktor-faktor tersebut untuk generasi mendatang.

Aspek lingkungan jelas tidak bisa dipisahkan dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bahkan, ini jadi kunci untuk upaya mewujudkannya.

Dalam sebuah opini di Bisnis.com, disebutkan bahwa salah satu strategi dalam merealisasikan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia adalah transformasi ekonomi hijau yang jelas berpihak pada lingkungan. Industri Energi Baru dan Terbarukan (EBT) memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi ke depan karena Indonesia harus memenuhi komitmen untuk mengurangi emisi karbon.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga menegaskan di situsnya bahwa pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama yang saling berkesinambungan. Pertama, pertumbuhan ekonomi, yakni menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan merestrukturisasi sistem produktif untuk menghemat sumber daya dan energi.

Kedua, keberlanjutan sosial, yakni menjamin keadilan sosial dalam distribusi kekayaan dan pelayanan sosial. Dan ketiga, keberlanjutan lingkungan, yakni dengan menjaga lingkungan tempat tinggal agar nyaman dan aman melalui zero emission atau program nol emisi. Indonesia menargetkan nol emisi pada tahun 2045.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso juga pernah menyatakan pentingnya membangun ekonomi yang berkelanjutan agar Indonesia menjadi pemain global yang diperhitungkan. Menurut Wimboh, prinsip ekonomi hijau adalah konsep berpikir untuk masa depan, yang orientasinya pada keberlanjutan investasi.

Baca Juga: Aksi Seru Bahas Bumi dan Netralitas Karbon: Anak Muda Bisa Apa?

Baca Juga: CarbonEthics: Waktunya Hidupkan dan Jaga Ekosistem Karbon Biru Kita

Baca Juga: Sains Terbaru: Tinjauan Agar Industri Pasokan Pangan Berkelanjutan

"Ekonomi berkelanjutan ini adalah bagaimana kita bisa mengarahkan investasi publik dan swasta dalam pembangunan infrastruktur dan manusia yang berkelanjutan. Kalau enggak kita lakukan, maka cost akan mahal dan dapat merupakan ekosistem di masa depan yang dampaknya akan dibebankan pada generasi ke depan," jelas Wimboh dalam pemberitaan KOMPAS.com.