Gemar Jadi Comblang, Tindakan Ratu Victoria Picu Perang Dunia Pertama

By Sysilia Tanhati, Selasa, 27 September 2022 | 16:00 WIB
Untuk membangun hubungan diplomatik yang stabil, Ratu Victoria gemar menjodohkan anak dan cucunya dengan anggota kerajaan Eropa lainnya. Namun justru, tindakannya ini membawa petaka dan mimpi buruk. (George Hayter)

 Baca Juga: Kontroversi Kematian Rasputin, Rahib Gila Kepercayaan Tsar Nicholas II

 Baca Juga: Tampak Kembar, Apakah Tsar Nicholas II Rusia dan George V Bersaudara?

 Baca Juga: Perang Dunia Pertama Memicu Berkembangnya Musik Jazz Pertama di Eropa

Namun tidak semua orang menuruti perintah nenek mereka. Cucu perempuan favorit Victoria, Alix dari Hesse, jatuh cinta pada Nicholas Romanov, pewaris takhta Rusia. Victoria tidak setuju karena menurutnya Rusia itu biadab dan korup. Maka ia menentang rencana pernikahan mereka. Namun apa daya, Victoria tidak dapat menghalangi niat pasangan yang sedang mabuk cinta itu.

Meskipun Alix menolak Nicholas dua kali, ia akhirnya mendapat persetujuan dari Victoria. Keduanya pun menikah tepat setelah Nicholas menjadi Tsar Rusia. Cinta mereka kuat, tetapi berakhir dengan tragedi berdarah.

Selama pemerintahan Nicholas, Rusia runtuh ke dalam revolusi dan perang. Bahkan sepupu Inggrisnya, George V, menolak untuk menawarkan bantuan kepada Romanov. George takut tindakannya akan membuat marah penduduk Inggris.

Perjodohan membawa bencana bagi Eropa

Begitu para sepupu ini naik takhta di kerajaan-kerajaan Eropa, mereka saling bertentangan. Cucu Victoria yang paling kontroversial adalah Kaiser Wilhelm II, penguasa kekaisaran Jerman yang bergejolak. Wilhem adalah hasil perjodohan yang paling sukses. Pernikahan putri sang ratu, Vicky, dengan Pangeran William dari Prusia menghasilkan seorang putra, Wilhem. Akan tetapi tidak seperti banyak cucu Victoria, Wilhelm tidak dapat dikendalikan oleh neneknya.

Begitu para cucu naik takhta di kerajaan-kerajaan Eropa, mereka saling bertentangan. Ini pun menjadi pemicu Perang Dunia Pertama yang menimbulkan banyak korban jiwa. (Alexander Bassano)

“Saat dia semakin dekat dengan perang perang,” kata Cadbury. Dalam suratnya kepada ratu Victoria, Vicky menuliskan kekalutannya. “Itu membuat orang gila memikirkan semua kesengsaraan yang mungkin akan datang,” tulisnya.

Kesengsaraan ini menjalar ke seluruh Eropa ketika cucu-cucu Victoria, pasangan mereka, dan negaranya menjadi semakin nasionalis dan terpecah-pecah. Ketika keseimbangan kekuatan di Eropa terancam runtuh, mereka berpihak atau terkadang melawan anggota keluarga mereka sendiri.

George V menentang kebijakan Kaiser Wilhelm (seperti yang dilakukan Tsar Nicholas sebelum pembunuhannya). Hubungan diplomatik yang diharapkan Victoria berkat perjodohan pun mulai rusak.