Tujuannya bukan untuk membunuh, tetapi hanya untuk mengambil kekayaan yang dibawa atau bahkan hanya sebagian saja. Misalnya, ketika targetnya adalah karavan perajin, dia menculik mereka untuk sementara waktu. Perajin itu diminta untuk melakukan beberapa pekerjaan khusus untuknya. Setelah selesai, mereka dilepaskan.
Bulla hanya mencuri dari orang kaya dan memberikan sebagian besar rampasannya kepada orang miskin. Ini adalah alasan lain mengapa dia selalu bisa menghindari pihak berwenang. Penduduk setempat setia kepadanya dan anak buahnya.
Musuh yang cerdik dan sulit ditangkap
Pasukan dikirim untuk menangkap Bulla, musuh yang sulit ditangkap dan cerdik. Beberapa kali, ia berhasil melarikan diri dari pihak berwenang yang mencoba memancingnya ke dalam jebakan.
"Meskipun banyak yang mengejar Bulla dan Kaisar Severus sendiri melacak pria itu dengan penuh semangat, dia tidak pernah muncul dan ditemukan saat dicari. Juga tidak pernah tertangkap,” tulis Dio.
“Ini mungkin disebabkan karena kemurahan hati Bulla saat memberikan harta rampasannya serta kecerdasan sang bandit.” Tak jarang Bulla mengecoh lawan-lawan yang ingin menangkapnya.
Cassius Dio menulis tentang pria pemberani dalam konteks positif, seakan mengagumi kecerdasan Bulla. Suatu kali, Bulla dengan cerdik menipu seorang perwira Romawi untuk mengikutinya. Dia memberinya pesan kepada kaisar:
"Beri tahu tuanmu bahwa mereka harus memberi makan budak mereka cukup sehingga mereka tidak beralih ke kehidupan bandit."
Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan Bulla Felix sebelum dia menjadi pemberontak. Diketahui bahwa seorang imam membesarkannya serta mendidik Bulla. Ia tertarik pada teologi, hukum, dan filsafat saat tumbuh dewasa.
Menariknya, bukan tentara Romawi atau kehebatan kaisar yang akhirnya menjatuhkan Bulla. Konon, kekalahannya disebabkan oleh pengkhianatan seorang wanita. Beberapa sumber mengatakan bahwa wanita itu mengkhianatinya dengan bayaran. Versi lain dari cerita ini adalah bahwa namanya adalah Julia Domna. Ia adalah pasangan kaisar Septimius Severus yang menjebak Bulla ketika suaminya pergi ke Inggris.
Pada tahun 207 Masehi, Kaisar Severus memerintahkan Bulla dihukum. Akhirnya, “Robin Hood” Romawi itu dihukum mati di arena oleh binatang buas.
Apakah kisah Bulla Felix benar-benar nyata?
Kisah yang ditulis oleh Cassius Dio tentang Bulla Felix dapat menjadi ekspresi oposisi seorang sejarawan Romawi dan senator kepada Kaisar.
Kita mungkin tidak akan pernah tahu apakah Bulla Felix adalah sosok imajinatif Cassius Dio atau tokoh nyata. Namun kisah seorang bandit yang menentang penguasa korup dapat kita temukan dalam budaya yang berbeda.
Jika kisah tentang Bulla benar nyata, ia adalah contoh awal dari “bandit sosial”. Ini adalah sebutan bagi seseorang yang dianggap penguasa dan negara sebagai penjahat. Namun oleh para petani dan orang miskin, ia dianggap sebagai pahlawan.