Nationalgeographic.co.id—Sebagian besar dari kita pernah mendengar kisah Robin Hood, seorang bangsawan yang melawan pejabat korup dengan merampoknya. Tokoh dalam cerita rakyat Inggris ini kemudian menyumbangkan hasil rampokannya itu kepada rakyat miskin. Seperti di Inggris, orang Romawi pun punya Robin Hood-nya sendiri. Bulla Felix, "Robin Hood" Romawi ini berusaha menegakkan keadilan melawan pemerintah korup.
Bandit di zaman Romawi
Orang Romawi menyebut perampok sebagai latrones. Kelompok perampok meningkat secara signifikan pada pergantian abad ke-2 dan ke-3 Masehi, ketika perang saudara melanda negara Romawi.
Setelah kematian Commodus pada tahun 192 Masehi, wabah, dan invasi barbar pun dimulai. Pada saat itu, banyak kelompok perampok muncul, yang paling terkenal adalah kelompok Bulla Felix.
Catatan Caussius Dio tentang Bulla Felix
Bulla Felix (dalam bahasa Latin: "Lucky Charm") adalah ahli menyamar. Ia selalu selangkah lebih maju dari hukum. Alih-alih membunuh, Bulla beraksi dengan mengambil harta dari orang kaya.
Sebagian besar detail kehidupan Bulla berasal dari tulisan Cassius Dio, seorang negarawan Romawi dan sejarawan asal Yunani. Sekelompok perampok menyusahkan penguasa Romawi pada masa pemerintahan penguasa lalim, Kaisar Septimius Severus. “Kawanan perampok itu dipimpin oleh Bulla Felix,” tutur A. Sutherland di laman Ancient Pages.
Kaisar Romawi Septiamus Severus memerintah 193-211 Masehi. Selama kepemimpinannya, ia menciptakan dinasti dan mengubah pemerintahan jadi monarki militer.
Kelompok Bulla terdiri dari sekitar 600 orang - sebagian besar adalah budak yang kabur. Selain itu, mantan Praetorian dari unit militer paling bergengsi di Romawi pun turut bergabung dengan Bulla. Mereka menyerbu Italia selama hampir dua tahun, pada awal abad ke-3 Masehi (205-207 M). Bulla mampu mengatur jaringan intelijen yang canggih berdasarkan informasi dari banyak kontak yang setia kepadanya.
Bulla Felix beroperasi terutama di Italia dalam perjalanan ke selatan, dari Roma ke Brundisium. Daerah ini dekat Pelabuhan, berpenduduk jarang dan sebagian besar bergunung-gunung. Lokasi ini menguntungkan untuk penyerangan dan persembunyian.
“Robin Hood” Romawi
Menurut sumber, Bulla adalah pemimpin kelompok yang sangat terdidik. Ia mengatur kelompoknya dengan baik serta mampu menyusup ke komunitas-komunitas. Dari sana, Bulla mendapatkan informasi mengenai perjalanan dan harta yang dibawa oleh pedagang atau orang kaya.
Tujuannya bukan untuk membunuh, tetapi hanya untuk mengambil kekayaan yang dibawa atau bahkan hanya sebagian saja. Misalnya, ketika targetnya adalah karavan perajin, dia menculik mereka untuk sementara waktu. Perajin itu diminta untuk melakukan beberapa pekerjaan khusus untuknya. Setelah selesai, mereka dilepaskan.
Bulla hanya mencuri dari orang kaya dan memberikan sebagian besar rampasannya kepada orang miskin. Ini adalah alasan lain mengapa dia selalu bisa menghindari pihak berwenang. Penduduk setempat setia kepadanya dan anak buahnya.
Musuh yang cerdik dan sulit ditangkap
Pasukan dikirim untuk menangkap Bulla, musuh yang sulit ditangkap dan cerdik. Beberapa kali, ia berhasil melarikan diri dari pihak berwenang yang mencoba memancingnya ke dalam jebakan.
"Meskipun banyak yang mengejar Bulla dan Kaisar Severus sendiri melacak pria itu dengan penuh semangat, dia tidak pernah muncul dan ditemukan saat dicari. Juga tidak pernah tertangkap,” tulis Dio.
“Ini mungkin disebabkan karena kemurahan hati Bulla saat memberikan harta rampasannya serta kecerdasan sang bandit.” Tak jarang Bulla mengecoh lawan-lawan yang ingin menangkapnya.
Cassius Dio menulis tentang pria pemberani dalam konteks positif, seakan mengagumi kecerdasan Bulla. Suatu kali, Bulla dengan cerdik menipu seorang perwira Romawi untuk mengikutinya. Dia memberinya pesan kepada kaisar:
"Beri tahu tuanmu bahwa mereka harus memberi makan budak mereka cukup sehingga mereka tidak beralih ke kehidupan bandit."
Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan Bulla Felix sebelum dia menjadi pemberontak. Diketahui bahwa seorang imam membesarkannya serta mendidik Bulla. Ia tertarik pada teologi, hukum, dan filsafat saat tumbuh dewasa.
Menariknya, bukan tentara Romawi atau kehebatan kaisar yang akhirnya menjatuhkan Bulla. Konon, kekalahannya disebabkan oleh pengkhianatan seorang wanita. Beberapa sumber mengatakan bahwa wanita itu mengkhianatinya dengan bayaran. Versi lain dari cerita ini adalah bahwa namanya adalah Julia Domna. Ia adalah pasangan kaisar Septimius Severus yang menjebak Bulla ketika suaminya pergi ke Inggris.
Pada tahun 207 Masehi, Kaisar Severus memerintahkan Bulla dihukum. Akhirnya, “Robin Hood” Romawi itu dihukum mati di arena oleh binatang buas.
Apakah kisah Bulla Felix benar-benar nyata?
Kisah yang ditulis oleh Cassius Dio tentang Bulla Felix dapat menjadi ekspresi oposisi seorang sejarawan Romawi dan senator kepada Kaisar.
Kita mungkin tidak akan pernah tahu apakah Bulla Felix adalah sosok imajinatif Cassius Dio atau tokoh nyata. Namun kisah seorang bandit yang menentang penguasa korup dapat kita temukan dalam budaya yang berbeda.
Jika kisah tentang Bulla benar nyata, ia adalah contoh awal dari “bandit sosial”. Ini adalah sebutan bagi seseorang yang dianggap penguasa dan negara sebagai penjahat. Namun oleh para petani dan orang miskin, ia dianggap sebagai pahlawan.