Lipstik di Zaman Kuno, 'Ciuman Kematian' yang Mempercantik Wanita

By Sysilia Tanhati, Rabu, 28 September 2022 | 16:00 WIB
Sebagian wanita mungkin menganggap lipstik sebagai alat kecantikan dasar dan paling populer sepanjang masa. Di zaman kuno, lipstik merupakan “ciuman kematian” yang mempercantik penampilan. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Sebagian wanita mungkin menganggap lipstik sebagai alat kecantikan dasar dan paling populer sepanjang masa. Ribuan tahun yang lalu, lipstik digunakan menutupi ketidaksempurnaan penampilan. Untuk mempertegas bibir, seseorang membubuhkan warna yang indah. Kebiasaan itu terus berlanjut hingga kini. Di zaman kuno, lipstik merupakan “ciuman kematian” yang mempercantik penampilan. Apa sebabnya?

Lipstik di zaman kuno: beracun

Seperti banyak penemuan lainnya, alat kecantikan ini juga berakar jauh di zaman kuno.

Lipstik adalah perlengkapan dasar bagi seorang wanita dari Babilonia hingga Romawi kuno untuk terlihat lebih cantik. Lipstik bertahan hingga zaman modern dan masih menemani hampir semua wanita di dunia. Tidak peduli asal, budaya, dan tradisinya.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa lipstik benar-benar beracun. Karena alasan itu, pewarna bibir ini disebut sebagai “ciuman kematian”.

Lima ribu tahun yang lalu, di Mesopotamia kuno, wanita menghancurkan batu merah dan menghiasi bibir dengan batu yang sudah dihaluskan itu. Di Mesir kuno, campuran rumput laut merah, yodium, dan bromin digunakan untuk membuat lipstik. Komposisi itu sangat beracun sehingga hanya pelacur yang menggunakannya.

Wanita Lembah Indus kuno juga menggunakan riasan, menggelapkan bibir dengan lipstik berwarna merah. Lipstik itu terbuat dari rumput laut, tanah liat, dan serangga kering rebus.

Biasanya, wanita zaman dahulu menggunakan tepung khusus dari tanaman kering dan serangga. Namun, campuran tersebut beracun sehingga mereka harus sangat berhati-hati agar tidak terjilat.

Meski beracun, lipstik tetap digemari

Terlepas dari potensi keracunan, wanita di zaman kuno tidak bisa menolak godaan warna merah. Mereka tahu betul betapa hebatnya kekuatan indriawi yang dimilikinya.

. Di Mesir kuno, campuran rumput laut merah, yodium, dan bromin digunakan untuk membuat lipstik. Komposisi itu sangat beracun sehingga hanya pelacur yang menggunakannya. (Arkadiy Etumyan)

Riasan ekspresif dengan warna merah yang kuat melambangkan kecantikan di zaman kuno. “Ini juga merupakan cara untuk memberikan penghormatan kepada dewa,” ungkap A. Sutherland di laman Ancient Pages.