Pesona Dunia Timur: Perdagangan Romawi dengan India dan Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Kamis, 6 Oktober 2022 | 19:00 WIB
Di masa keemasannya, kebutuhan akan barang mewah, seperti yang berasal dari Tiongkok dan India, meningkat. Berkat pesona dunia Timur, terjadi perdagangan antara Romawi dengan India dan Tiongkok. ( Francesco di Antonio del Chierico)

Nationalgeographic.co.id—Selama abad pertama dan kedua Masehi, Kekaisaran Romawi mencapai puncaknya. Romawi memiliki legiun yang terkenal melindungi wilayah kekaisaran yang luas. Selain itu, angkatan laut kekaisaran mengawasi Mediterania. Oleh bangsa Romawi, Mediterania disebut sebagai “laut kita” Mare Nostrum. Periode perdamaian yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menyebabkan ledakan populasi. Perkiraannya berkisar dari 60 juta pada abad pertama hingga 130 juta orang pada pertengahan abad kedua. Di antara populasi itu, jumlah orang kaya Romawi pun meningkat. Peningkatan ini diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan barang mewah, seperti yang berasal dari Tiongkok dan India. Berkat pesona dunia Timur, terjadi perdagangan antara Romawi dengan India dan Tiongkok.

Perluasan rute perdagangan ke Timur

Untuk memenuhi kebutuhan warganya yang kaya, Romawi mendirikan dan memperluas rute perdagangan ke Timur. Setiap tahun, kapal yang sarat dengan komoditas Mediterania akan berlayar ke pelabuhan India dan Tiongkok. Sekembalinya, kapal itu membawa benda-benda eksotis, seperti kayu manis, gading, lada, dan sutra.

Perdagangan jarak jauh antara Romawi dan Timur berlangsung selama berabad-abad, memfasilitasi hubungan ekonomi, budaya, dan diplomatik. Namun, melemahnya ekonomi Kekaisaran Romawi, penaklukan Arab yang mengakibatkan hilangnya Mesir, mengakhiri perdagangan Romawi dengan Timur Jauh.

Perdagangan antara Timur dengan Mediterania

Perdagangan maritim antara tanah Mediterania dan Timur memiliki sejarah panjang. Hubungan ini sudah ada sebelum Romawi menguasai Mesir. Pada milenium ketiga Sebelum Masehi, kapal-kapal Mesir kuno membawa kembali dupa berharga yang digunakan dalam ritual keagamaan dan mumifikasi.

Pada abad-abad berikutnya, para firaun mendirikan pelabuhan di pantai Laut Merah Mesir untuk menyediakan tempat berlindung dan logistik bagi armada perdagangan. Menurut catatan kuno, Ratu Hatshepsut mengirim armada ke negeri dongeng "Punt" yang jauh (sekarang Somalia). Ekspedisi Afrika lebih dari sukses, membawa emas, gading, mur, dan kemenyan kembali ke Mesir.

Orang Persia juga tidak bisa menahan godaan dari Timur. Sama halnya dengan Alexander Agung dan penerusnya. Setelah menguasai Mesir, raja-raja Ptolemeus membangun kembali pelabuhan-pelabuhan lama di sepanjang pantai Laut Merah. “Kemudian menggunakannya sebagai stasiun transit untuk gajah hutan Afrika, inti dari militer mereka,” tambah Vedran Bileta di laman The Collector. Infrastruktur ini akhirnya memainkan peran kunci dalam memfasilitasi dan melindungi perdagangan Kekaisaran Romawi dengan Timur.

Menurut Strabo, pada tahun 118 Sebelum Masehi, Ptolemy mendirikan jalur perdagangan pertama dengan India. Namun perdagangan dengan Timur terbatas cakupannya. Bahaya pelayaran jarak jauh dan keuntungan yang rendah, membuat pelayaran itu menjadi prospek yang berisiko.

Romawi mengambil alih hubungan perdagangan dengan Timur

Situasi akhirnya berubah dengan datangnya pemerintahan Romawi. Setelah mencaplok Mesir Ptolemeus pada 30 Sebelum Masehi, Oktavianus (Kaisar Augustus) menjadikan Mesir sebagai milik pribadinya. Dia juga menaruh minat pribadi dalam perdagangan maritim dengan Timur.

Untuk membuat usaha lebih menarik bagi para pedagang, Augustus menghapus pembatasan perdagangan Ptolemeus lama. Ia juga memerintahkan legiun untuk membangun jalan melalui padang pasir. Tiba-tiba, perjalanan ke India menjadi usaha yang menguntungkan.

Ekspor Tiongkok kuno yang paling berharga adalah sutra. Sutra sangat berharga di antara orang Romawi sehingga mereka menamai Tiongkok sebagai Seres atau Kerajaan Sutra. (Wikipedia)

Menurut Strabo, jumlah kapal yang berlayar ke India meningkat dari 20 menjadi lebih dari 120 kapal. “Ini semua berkat Kaisar Augustus,” ujar Bileta. Segera, barang-barang oriental yang eksotis membanjiri pasar Mediterania. Orang Romawi yang kaya memiliki akses ke rempah-rempah, kain mahal, batu mulia, budak, dan hewan eksotis.

Selain peningkatan perdagangan, penetapan rute permanen ke India menghasilkan kontak diplomatik antara Romawi dan Timur. Sejarawan Florus, duta besar India pergi ke Roma untuk membahas aliansi dengan kaisar. Kontak ini memiliki dampak besar pada ideologi Kekaisaran Romawi yang baru lahir, yang semakin memperkuat legitimasi Augustus.

Rute pelayaran ke India

Sumber informasi utama untuk perdagangan Romawi dengan Timur adalah Periplus of the Erythraean Sea. Ditulis pada tahun 50 Masehi, panduan navigasi ini menjelaskan secara rinci perjalanan melalui koridor Laut Merah dan sekitarnya.

Ini berisi daftar pelabuhan utama dan jangkar, jarak, panjang perjalanan, dan deskripsi perjalanan. Butuh waktu sekitar 20 hari bagi kapal untuk berlayar dari Ostia dan Puteoli (pelabuhan utama Italia) ke Alexandria. Tiga minggu kemudian, barang mencapai pelabuhan Laut Merah Berenike dan Myos Hormos.

Di sini, barang dimuat ke kapal untuk perjalanan panjang mereka ke Afrika dan India. 70 hari kemudian, kapal dagang Romawi akan melihat pandangan pertama dari tanah India. Pelabuhan panggilan pertama adalah Barbaricum (dekat Karachi, Pakistan modern). Ini adalah pelabuhan transit untuk barang-barang yang datang dari pedalaman dan Timur Jauh. Ini termasuk sutra Tiongkok, lapis lazuli Afghanistan, pirus Persia, dan batu mulia lainnya serta linen mahal.

Baca Juga: Eksekusi Memalukan Pengkhianat Romawi: Dilempar dari Tebing Tarpeian

Baca Juga: Eksekusi Sadis ala Romawi di Tangga Kematian 'Scalae Gemoniae'

Baca Juga: Scribonius Largus, Tabib Romawi yang Gunakan Listrik untuk Pengobatan

  

Pelabuhan penting lainnya adalah Muziris, pusat rempah-rempah utama (dikenal dengan lada hitam dan malabathrum), yang terletak di Pantai Malabar. Akhirnya, kapal-kapal Romawi akan mencapai bagian paling selatan dari rute tersebut: pulau Taprobane (sekarang Sri Lanka). Di tempat itu, pelabuhannya bertindak sebagai pusat transit untuk perdagangan dengan Asia Tenggara dan Tiongkok. Kapal-kapal dipenuhi dengan barang-barang berharga, sebelum orang-orang Romawi pulang. Para awak akhirnya sampai setelah perjalanan selama setahun.

Koneksi dengan Tiongkok

Pada pertengahan abad kedua Masehi, kapal Romawi mencapai Vietnam, dan pada 166 Masehi, kedutaan Romawi pertama mengunjungi Tiongkok. Kerajaan Tengah, yang pada saat itu diperintah oleh dinasti Han, merupakan mitra dagang penting bagi Romawi. Ekspornya yang paling berharga adalah sutra. Sutra sangat berharga di antara orang Romawi sehingga mereka menamai Tiongkok sebagai Seres atau Kerajaan Sutra.

“Selama Republik Romawi, sutra adalah barang langka,” Bileta menambahkan. Baru pada abad kedua, sutra menjadi pemandangan umum di Roma, meskipun harganya mahal. Komoditas mewah sangat diminati sehingga Plinius yang Tua menyalahkan sutra karena membebani ekonomi Romawi.

Keluhan Plinius mungkin berlebihan. Namun perdagangan sutra dan perdagangan timur pada umumnya, menyebabkan arus keluar yang signifikan selama dua abad pertama Kekaisaran Romawi. Luasnya perdagangan terlihat jelas dalam tumpukan besar koin Romawi yang ditemukan di seluruh India. Jumlah koin yang lebih kecil ditemukan di Vietnam, Tiongkok, dan bahkan Korea.

Akhir dari perdagangan Romawi dengan Timur

Sementara rute maritim bukan satu-satunya rute perdagangan, tapi itu adalah yang termurah dan paling dapat diandalkan. Rute darat, juga dikenal sebagai Jalur Sutra, sebagian besar berada di luar kendali Romawi.

Untuk melewatinya, Romawi harus membayar tarif yang besar dan kuat kepada perantara Palmyran dan Parthia. Penaklukan Aurelian atas Palmyra pada akhir abad ketiga Masehi mengembalikan kendali kekaisaran atas bagian paling barat dari rute ini.

Namun, kebangkitan Sassanid di Persia dan meningkatnya permusuhan antara kedua kerajaan, membuat perjalanan darat menjadi sulit dan berbahaya. Demikian pula, rute Teluk Persia tetap berada di luar jangkauan Kekaisaran Romawi.

Kemudian terjadi tragedi. Lepasnya Mesir dari Romawi pada pertengahan abad ketujuh mengakhiri 670 tahun perdagangan Romawi dengan India dan Tiongkok. Baru pada abad ke-15, setelah Turki Utsmani memotong semua rute ke Timur, Eropa memulai kembali rute perdagangan maritim ke India.