Kontestasi Atlantis: Pertentangan Gagasan Plato dan Donnelly

By Galih Pranata, Minggu, 9 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi tenggelamnya Atlantis yang memesona, meskipun kebenarannya diragukan. (The Mirror/History Collection)

Nationalgeographic.co.id—Sekitar tahun 360 SM, seorang filsuf Yunani Kuno, Plato, menulis dialog berjudul Timaeus dan Critias, tentang negara utopis, maju, dan hilang secara dramatis yang lenyap di bawah gulungan ombak.

"Tulisan Plato memulai segala hal yang orang sebut dengan Atlantis," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikel berjudul "The Philosopher who Trolled Himself to Death and Other Philosophical Oddities from History" terbitan 27 September 2022.

Dalam budaya populer saat ini, Atlantis disajikan sebagai negara yang damai dan bijaksana. Ia digambarkan sebagai model ideal dari apa yang bisa disebut sebagai surga bagi kehidupan di bumi.

Namun, penafsiran masyarakat modern tentang legenda Atlantis bersebrangan dengan yang dikisahkan dalam tulisan Plato. Plato melukiskan Atlantis sebagai negara yang kaya, maju secara teknologi, dan kuat secara militer.

Ia mengisahkan ambisi masyarakat Atlantis yang selalu berupaya untuk dapat menaklukkan dunia, dan orang-orang baik dalam narasi Plato bukanlah orang-orang baik dari Atlantis, melainkan orang-orang Athena dan sekutunya, yang melawan kedigdayaan Atlantis.

"Jika Atlantis Plato (benar-benar) ada hari ini, mungkin (saja mereka) akan mencoba menaklukkan dan memperbudak kita semua—manusia modern," imbuhnya.

Namun, Plato menegaskan bahwa hilangnya Atlantis akhirnya ditenggelamkan oleh para dewa yang murka sebagai hukuman atas keangkuhan dan kemerosotan moral rakyatnya.

Khalid Elhassan menegaskan bahwa "itu (Atlantis) sepenuhnya fiktif—perangkat plot untuk memajukan beberapa poin filosofis Plato. Berabad-abad kemudian, banyak orang mulai percaya bahwa Atlantis itu nyata, dan mencoba membuktikan keberadaannya."

Kebangkitan legenda Atlantis di era modern dan transformasinya menjadi pseudosains populer, dapat ditelusuri kembali lewat sejarawan amatir abad kesembilan belas dan Anggota Kongres, Ignatius Donnelly.

 Baca Juga: Doggerland, 'Atlantis' yang Hilang di Antara Inggris dan Belanda

 Baca Juga: Empat Kota yang Benar-Benar Tenggelam, 'Alantis' Versi Nyata

 Baca Juga: Teka-Teki Arkeologi: Ratusan Batu Bulat Sempurna Berasal dari Magma