Nationalgeographic.co.id—Sejak dulu hingga sekarang manusia cenderung untuk membangun permukiman yang dekat dengan sumber air. Sebab, manusia membutuhkan air untuk bertahan hidup.
Akses ke sumber daya alam yang berharga ini telah menjadi faktor penting bagi manusia dalam memutuskan di mana mereka akan membuat rumah-rumah mereka sejarah. Bangunan permukiman di dekat sungai, danau, dan mata air memberi para pemukim akses ke air bersih untuk keperluan rumah tangga dan pertanian. Selain itu, ketersediaan ikan di badan perairan juga berarti menyediakan sumber makanan yang dapat diandalkan bagi para pemukim di sekitarnya.
Kebanyakan kota-kota besar atau pusat permukiman berada di dekat laut. Hal ini akan membuat para pemukimnya jadi lebih muda ketika ingin berlayar ke pulau lain atau ke pesisir lain. Sejarah mencatat, oermukiman pesisir memungkinkan kapal-kapal yang lebih besar untuk datang dan pergi, meningkatkan perdagangan, dan meningkatkan ekonomi lokal.
Banyak kota pelabuhan kemudian dibangun. Namun begitu, tepi laut tidak selalu menjadi tempat yang aman untuk menetap.
Banyak kota pesisir yang telah hilang akibat naiknya air laut. Kota Atlantis adalah kisah legenda mengenai salah satu kota yang diyakini dulu pernah ada, tapi kemudian tenggelam oleh air laut.
Dalam kehidupan nyata, beberapa kota di dunia memang terbukti pernah hilang tenggelam ke dalam air. Tidak perlu diperdebatkan lagi apakah tenggelamnya kota-kota ini benar-benar terjadi atau hanya mitos legenda.
Berikut ini empat dari banyak kota di dunia yang benar-benar telah tenggelam, seperti dikutip dari Live Science. Kota-kota ini bisa juga kita sebut sebagai "Atlantis" versi nyata.
Source | : | new scientist,Live Science,BBC |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR