Efek Mendalam Kejatuhan Kekaisaran Romawi pada Sejarah Eropa Barat

By Sysilia Tanhati, Selasa, 11 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Kejatuhan Romawi memiliki efek mendalam pada sejarah Eropa Barat. Apa pengaruhnya bagi kehidupan di Eropa? (Thomas Cole/New York Historical Society)

Kejatuhan Romawi berefek pada perdagangan dan menurunnya kualitas barang di Eropa

Karena banyak masalah yang melanda Kekaisaran di tahun-tahun berikutnya, Kekaisaran Romawi dipecah oleh orang-orang barbar. Alhasil, banyak kerajaan-kerajaan kecil bermunculan.

Mungkin efek yang paling jelas dari kejatuhan Romawi adalah perdagangan. Jalan Romawi tidak lagi dipertahankan dan pergerakan besar barang yang dikoordinasikan dan dikelola oleh Romawi pun jadi berantakan.

Jelas bahwa kualitas barang di seluruh Eropa menurun secara signifikan setelah jatuhnya Romawi. Sebelum runtuh, tembikar berkualitas tinggi dari Afrika dengan mudah ditemukan di atas meja warga Romawi di Italia.

Sejarawan Brian Ward-Perkins bahwa tembikar pasca-Romawi memiliki kualitas yang sangat buruk. Bejana yang dihasilkan berpori dan sangat rapuh. Semua tembikar itu seakan dibuat oleh para peserta kursus tembikar.

Arsitektur Romawi klasik perlahan menghilang

Perhatikan juga bahwa pengambilalihan barbar itu sendiri menyebabkan masalah ekonomi. Jordanes, seorang sejarawan kuno, menyebutkan seberapa sering orang barbar menjarah permukiman.

Runtuhnya ekonomi dan ditambah dengan invasi asing menyebabkan banyak arsitektur Romawi klasik hilang. Sayangnya, bebatuan mewah era Romawi diganti dengan struktur kayu sederhana.

Munculnya feodalisme di Eropa

Jatuhnya Romawi juga membuka jalan bagi bagian besar lain dari sejarah Eropa: feodalisme. Ketika Romawi jatuh, Eropa jatuh ke dalam keadaan perang terus-menerus. Raja-raja baru tidak hanya ingin memajaki penduduknya, tetapi juga ingin mereka berperang selama masa perang. Praktik ini, tentu saja, tidak populer.

Raja-raja baru mengizinkan pemilik tanah untuk membentuk pasukan kecil sendiri yang dapat dipanggil raja untuk mempertahankan kerajaan. Sistem ini juga memberikan perlindungan lokal dari siapa saja yang mungkin ingin menjarah tanah, seperti Viking atau Magyar. Ini akhirnya berkembang menjadi sistem feodalisme yang mendominasi Eropa abad pertengahan.

Feodalisme membantu mencegah pemerintah terpusat yang kuat lainnya, seperti Romawi, terbentuk di Eropa selama ratusan tahun. Meskipun bersumpah setia kepada raja, para pemilik tanah itu membagi tanah mereka kepada orang-orang yang bersumpah setia kepada mereka.