Nationalgeographic.co.id—Pencinta dan pemilik kucing pasti paham, seringkali kucing ketika belum diberi makan, mereka akan menatap dan mengeong. Anda mungkin tidak bisa berbicara dengan kucing, tapi mungkin jika dapat diartikan, "Kamu belum memberiku makan, kamu monster!"
Kucing rumahan memiliki keunikan dalam cara mereka menggunakan suaranya untuk berkomunikasi dengan teman manusianya, mereka mengeong kepada Anda setiap waktu. Padahal mereka jarang mengeong satu sama lain atau sesama kucing.
Jadi apa yang membuat teman kucing kita begitu cerewet dengan kita?
Jawabannya ada hubungannya dengan domestikasi, demikian kata para ahli kepada Live Science.
Sebelum kucing tinggal bersama manusia hampir 10.000 tahun yang lalu, kucing-kucing merupakan hewan penyendiri, tulis John Bradshaw dan Charlotte Cameron-Beaumont dalam buku "The Domestic Cat: The Biology of Its Behaviour" terbitan Cambridge University Press pada tahun 2000.
Karena kucing leluhur ini jarang bertemu dengan anggota lain dari spesies mereka sendiri, mereka tidak perlu menggunakan suara mereka untuk berkomunikasi.
Sebaliknya, kucing liar ini berkomunikasi melalui indera penciuman mereka, atau dengan menggosok atau mengencingi benda-benda seperti pohon. Dengan begitu, kucing tidak perlu bertatap muka dengan kucing agresif lainnya untuk mengirim pesan.
Perilaku tersebut sebagian besar masih merupakan cara kucing berkomunikasi satu sama lain, kata John Wright, seorang psikolog yang mempelajari perilaku hewan di Mercer University di Georgia.
"Mengapa menggunakan vokalisasi ketika penggunaan indra yang lain sangat efisien?" kata Wright.
Tetapi manusia tidak memiliki indra penciuman yang hampir sama halusnya dengan kucing. Dan tentu juga kita tidak mungkin menghargai kucing yang menyemprotkan urin ke seluruh sofa baru Anda.
Jadi, kucing berkomunikasi dengan manusianya dengan cara yang paling mungkin untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, yaitu dengan mengeong.