Nationalgeographic.co.id—Toleransi sering disajikan sebagai tanda kemajuan peradaban. Namun, mitologi Yunani telah mengungkapkan penerimaan yang lebih besar terhadap homoseksualitas di Athena kuno daripada yang terjadi dalam agama-agama dunia saat ini. Dewa Yunani yang penyuka sesama jenis alias LGBT ini membuktikan budaya gay bukanlah penemuan modern. Lalu, siapa saja Dewa penyuka sesama jenis?
Zeus terkenal memilih Ganymede, fana muda untuk melayani sebagai juru minumannya di Gunung Olympus. Hubungan tersebut memberikan dasar dari kebiasaan paiderastia, praktik pria Yunani pada saat itu mempertahankan hubungan erotis dengan remaja laki-laki di sampingnya. Ganymede merupakan remaja pria tampan yang berasal dari Troya.
Apollo adalah Dewa matahari pernah menjalin kasih dengan berbagai kalangan mulai dari peri, manusia, manusia setengah dewa. Terkenal karena romannya yang tragis, banyak di antaranya dengan pria. Diantaranya yang terkenal ialah kisahnya dengan Hyacinthus dan Kyparissos.
Hyacinthus adalah pangeran Sparta dan pemuda yang sangat tampan. Namun dewa angin Zephyrus dan Boreas, dan Thamyris fana juga menginginkan Hyacinthus. Apollo dan Hyacinthus sering berburu dan berolahraga bersama. Pada suatu hari keduanya melakukan lempar cakram, namun cakram yang dilempar Apollo terkena kekasihnya. Cakram tersebut bisa mengenai Hyacinthus akibat Zefiros yang cemburu pada hubungan keduanya.
Kisah Kyparissos adalah kisah yang lebih pendek, tetapi tidak kalah tragis. Kyparissos diberi rusa peliharaan oleh Apollo. Namun saat berburu, Kyparissos tidak sengaja membunuhnya. Dia begitu diliputi oleh kesedihan sehingga dia memohon kepada Apollo untuk diubah menjadi pohon cemara.
Hermes merupakan dewa pembawa pesan. Dia jatuh cinta dengan 3 laki-laki yaitu Amphion, Perseus dan Crocus. Namun diantara ketiganya, Crocus lah kesayangan Hermes. Namun sayangnya, kisahnya berakhir tragis. Hampir mirip dengan kisah Hyacinthus, Crocus mati akibat cakram yang dilemparkan oleh Hermes. Merasa bersalah, Hermes mengubah kekasihnya menjadi bunga indah.
Utusan dewa bertumit sayap dikatakan dalam beberapa mitos memiliki kekasih laki-laki. Dalam variasi mitos Hyacinth, kekasih Hermes, Crocus yang dibunuh oleh cakram yang dilemparkan oleh dewa sebelum diubah menjadi bunga.
Dewa berikutnya yang juga jatuh cinta dengan sesama jenis adalah Poseidon, sang dewa lautan. Tercatat ada 2 laki-laki yang pernah menjalin hubungan, Nerites dan Pelops. Dia adalah anak dari raja Tantalus, dari Sypilus. Namun tubuhnya dipotong-potong oleh sang ayah untuk dihidangkan kepada dewa dewi Olympia. Ketahuan, Tantalus dihukum, sementara Pelops dibangkitkan kembali.
Dari sini lah, Poseidon jatuh cinta. Namun Pelops membuat ulah dengan mencuri makanan hingga Zeus marah dan membuangnya dari Olympus.
Dionysus
Paling dikenal sebagai dewa anggur Yunani, Dionysus juga dewa interseks dan transgender. Pria pecinta dewa termasuk satir Ampelos dan Adonis yang terkenal tampan. Selain itu, Dionysus juga memiliki kisah cinta dengan sang gembala Prosymnus. Awalnya, sang dewa melakukan perjalanan menuju Hades dengan dipandu oleh Prosymnus, yang memimpin jalan. Sebagai imbalan, Prosymnus meminta kesempatan untuk bercinta dengan sang anggur. Ketika Prosymnus meninggal sebelum kesepakatan itu tercapai, dewa menciptakan lingga kayu untuk memenuhi janji secara ritual, menurut penelitian oleh sejumlah sejarawan Kristen, termasuk Hyginus dan Arnobius.
Pan
Pan adalah dewa musik. Pan juga dikenal sebagai dewa alam liar, hewan ternak dan pemburu. Pan sangat menyukai hubungan seks tanpa memandang jenis kelamin, bahkan dengan makhluk apa pun. Nama Pan ini disebut-sebut sebagai asal usul istilah panseksual, yakni ketertarikan kepada orang lain tanpa melihat identitas gender atau jenis kelamin. Panseksual dalam bahasa Yunani berarti semua. Orang yang panseksual bisa jatuh cinta pada laki-laki, perempuan, transgender, biseksual, homoseksual. Wujud dewa ini berbeda dengan yang lain karena penampilannya yang setengah manusia dan setengah kambing.