Butuh 10 Juta Tahun Bumi Pulih dari Kepunahan Besar Permian, Mengapa?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 24 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Reptil purba Dinogorgon yang hidup di Afrika Selatan kini. Ia muncul di masa-masa akhir Permian. Pada akhir zaman tersebut, ada kepunahan besar yang membuat hampir semua spesies di Bumi punah. (Jonathan Blair/National Geographic)

Pada hari ini, silika tidak semelimpah itu karena organisme plankton kecil mengambilnya sebagai cangkang. Itu sebabnya pelapukan terbalik tidak banyak terjadi seperti babak akhir Permian dan awal Trias. Pada masa Permian, radiolaria, organisme laut kecil mengambil hampir semua silika, sehingga pelapukan terbalik sangat jarang.

Silika tidak melimpah di lautan saat ini karena organisme plankton kecil mengambilnya untuk membuat cangkangnya, sehingga pelapukan terbalik tidak banyak terjadi. Demikian pula, di Permian, organisme kecil yang disebut radiolaria mengambil hampir semua silika, sehingga menjaga pelapukan terbalik seminimal mungkin.

Dengan kata lain, geokimia laut berubah secara radikal akibat organisme laut kecil lenyap setelah kepunahan. Perubahan radikal ini memungkinkan jenis formasi tanah liat yang dapat melepaskan karbon dioksida. Pada akhirnya, karbon dioksida membuat atmosfer tetap hangat dan laut bersifat asam.

"Ini jelas menunjukkan betapa kita tidak tahu tentang siklus biogeokimia ini dan bagaimana sedikit perubahan dapat benar-benar membuat sistem tidak seimbang dengan sangat cepat," terang Bataille.

Lewat kajian kimia pada beberapa sisa "Kepunahan Besar" zaman Permian inilah para peneliti mengungkap teori tentang mengapa lama sekali kehidupan pulih. Namun, penelitian ini menimbulkan pertanyaan baru untuk bisa diungkap: apa yang membunuh radiolarian? Bisa jadi mikroorganisme ini sudah berjuang sebelum Perangkap Siberia bergejolak.