Anak Muda Cemas terhadap Perubahan Iklim, Lahirlah Jeda untuk Iklim

By Utomo Priyambodo, Selasa, 25 Oktober 2022 | 11:00 WIB
Greta Thunberg (Reuters)

Nationalgeographic.co.id - Anak-anak muda menggelar Aksi Jeda untuk Iklim Global (Global Climate Strike) secara serentak di belasan kota di Indonesia pada 23 September lalu. Aksi serupa juga digelar di berbagai kota di dunia untuk mendesak para pemimpin menyatakan darurat iklim dan membuat kebijakan-kebijakan yang berpihak pada masyarakat yang bakal paling terdampak oleh perubahan iklim.

Salah satu peserta aksi di Jakarta, Rafaela Xaviera, 23 tahun, mengaku cemas setiap kali membayangkan seperti apa kehidupannya di masa depan di tengah ancaman krisis iklim.

Tanda-tanda perubahan iklim yang telah dia rasakan antara lain kondisi cuaca ekstrem yang kerap memicu bencana alam seperti banjir hingga kenaikan harga pangan. Belum lagi kualitas udara buruk yang sehari-hari dia hirup sebagai imbas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada lingkungan.

“Ini bikin khawatir, di masa depan kami [generasi muda] mau gimana, Jakarta kan disebut akan tenggelam, terus nanti mau tinggal dimana? Harga pangan juga naik, gagal panen duluan karena faktor cuaca. Kalau krisis pangan, nanti kita mau makan apa?” kata Rafaela seperti dikutip dari BBC Indonesia.

Pada akhir 2021 Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan harga pangan global naik lebih dari 30% dibanding tahun sebelumnya. Harga ini mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Tak hanya oleh Rafaela, kecemasan juga dialami oleh banyak anak muda lainnya di Indonesia. Survei Indonesians & Climate Change yang diadakan oleh Purpose Climate Lab menunjukkan 89% responden “sangat khawatir” akan dampak perubahan iklim.

“Kalau kami generasi muda aja sudah terdampak, generasi setelah kami akan lebih parah lagi, dan itu sangat enggak adil. Waktu kecil aku bisa merasakan hidup yang lebih baik, makanan ada, air ada, udara lebih bersih, anak-anak yang baru lahir ke depannya gimana?” tutur Rafaela.

Aksi dan ucapan Rafaela mirip dengan apa yang dilakukan oleh Greta Thunberg. Remaja perempuan dari Swedia itu melakukan protes dan advokasi perubahan iklim di forum-forum dunia.

Thunberg menyentak dunia dengan pernyataan-pernyataannya yang tajam, singkat, dan langsung menghujam ke inti persoalan: keadilan iklim. Ia marah karena generasinya pada dekade mendatang memperoleh ketidakadilan iklim akibat ulah generasi sekarang.

Aksi Jeda untuk Iklim Global atau Global Climate Strike yang kini rutin dihelat secara serentak di berbagai kota dunia itu juga terinspirasi dari aksi Thunberg. Seperti yang dilakukan Thunberg, Aksi Jeda untuk Iklim Global memiliki tujuan untuk menyuarakan persoalan-persoalan terkait perubahan iklim.

Baca Juga: Transisi Energi adalah Kunci Mengatasi Krisis Energi dan Krisis Iklim

Baca Juga: Aksi Seru Bahas Bumi dan Netralitas Karbon: Anak Muda Bisa Apa?