Pemakaman etnis Avar yang paling awal pun hampir sama dengan individu yang dikuburkan beberapa dekade sebelumnya di Mongolia timur. Para peneliti berpendapat, temuan itu menunjukkan bahwa etnis Avar pertama di Eropa adalah kelompok besar yang melakukan perjalanan hampir 7.000 kilometer sendiri dari Asia Timur ke Eropa.
Besar kemungkinan untuk sampai ke Eropa, mereka bergaya hidup nomaden, memanfaatkan jaringan perdagangan yang terbentang di savana yang luas di Asia Tengah, dan mengandalkan kecakapan berkuda mereka. Inilah yang membuat mereka bisa bergerak cepat melintasi padang rumput Eurasia.
Data genetika dari masa lalu itu mendukung dua catatan sejarah terkait asal-usul Avar. Sumber di Tiongkok abad keenam, menggambarkan adanya orang stepa misterius yang disebut Rouran. Rouran adalah salah satu dari sekian kelompok nomaden berkuda yang menguasai Mongolia yang menyerang kawasan utara Tiongkok. Etnis nomaden besar berkuda itu disebut sebagai Xiongnu.
Rouran diketahui dikalahkan oleh kelompok nomaden Mongol saingan mereka sendiri di tahun 552 SM. Lebih dari satu dekade, catatan dari diplomat Byzantium, pecahan Romawi di bagian Timur, melaporkan kedatangan etnis dari timur di tepi Laut Kaspia. Bangsa ini menyebut dirinya sebagai orang Avar yang mengaku punya hubungan dengan bangsa jauh di Timur yang disebut Rouran.
Walter Pohl, sejarawan dari University of Vienna yang terlibat dalam studi menjelaskan, data genetik ini menjawab kebenaran hubungan antara etnis Avar dan Rouran. "Kami memiliki indikasi yang sangat jelas bahwa mereka pasti berasal dari inti Kekaisaran Rouran. Mereka adalah tetangga orang Tiongkok.”
Lebih lanjutnya, etnis Avar pada masa puncaknya di tahun 700-an para kalangan elit dari Asia Timur itu tidak bercampur dengan penduduk lokal Eropa. Penguburan mereka kurang berornamen seperti orang Eropa, dan lebih jauh dari pusat kerajaan. Sementara itu, keturunan mereka dan sebagian kalangan bukan elite merupakan keturunan campuran.
Namun, sampai saat ini para peneliti belum bisa membongkar misteri mengapa etnis Avar secara tiba-tiba menghilang dari Eropa Timur. Jumlah mereka semakin menyusut. Kini keberadaan etnis Avar masih ada di Rusia perbatasan Timur Tengah. Kebanyakan merupakan identitas tokoh-tokoh Muslim, termasuk pegulat Khabib Nurmagomedov.
“Sesuatu terjadi, tetapi kita tidak tahu apa—apakah mereka bergerak? Apakah mereka hanya kewalahan oleh penduduk setempat? Itu salah satu hal yang ingin kami cari tahu,” kata penulis utama studi Guido Gnecchi-Ruscone dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology.