Kisah Pencandu Perjalanan: Tentara Desersi, Pengacara Kehilangan Istri

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 29 Oktober 2022 | 07:00 WIB
Perjalanan ternyata juga bisa membuat orang kecanduan. (Michael Neumann, Getty Images)

Nationalgeographic.co.id - Banyak efek positif yang bisa kita dapat dari perjalanan atau traveling. Namun, ternyata, perjalanan juga bisa membuat kecanduan.

Kisah soal pencandu perjalanan setidaknya bisa ditemukan sejak tahun 1886. Ketika itu ada seorang tukang gas Prancis bernama Jean-Albert Dadas yang masuk ke sebuah rumah sakit di Bordeaux.

Setelah melakukan desersi dari pasukan tentara Prancis lima tahun sebelumnya, "turis patologis" ini tanpa henti melintasi Eropa dengan berjalan kaki selama lima tahun, mencapai Berlin, Praha, Moskow, dan Konstantinopel sebelum akhirnya menyerah karena kelelahan. Pada saat Dadas tiba di Bordeaux, dia tidak ingat perjalanannya.

Setelah merawat Dadas selama beberapa minggu, para psikiater berusaha menjelaskan versi ekstrem dari penyakit perjalanan Dadas tersebut. Mereka mendiagnosis kondisi tersebut dengan sebutan "dromomania."

Kadang-kadang disebut "neurosis gelandangan", istilah ini secara resmi ditambahkan ke Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders sebagai "gangguan kontrol impuls" dan "masalah psikiatri" pada tahun 2000. Definisi tersebut menyatakan bahwa "penderita memiliki dorongan abnormal untuk bepergian; mereka siap untuk menghabiskan di luar kemampuan mereka, mengorbankan pekerjaan, kekasih, dan keamanan dalam nafsu mereka untuk pengalaman baru.”

“Kecanduan perjalanan jauh lebih bersifat psikologis [daripada biokimia],” kata Michael Brein, psikolog sosial yang berspesialisasi dalam perjalanan dan komunikasi antarbudaya, seperti dikutip dari Conde Nast Traveler.

"Seperti hal apa pun, jika Anda membiarkannya membanjiri Anda, itu dapat memiliki efek serius pada aspek lain dalam hidup Anda." Simpelnya, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik.

Baca Juga: Lima 'Travel Gear' Utama Saat Berkendara Menjelajahi Himalaya

Baca Juga: Merencanakan Perjalanan Wisata Ternyata Baik untuk Kesehatan Mental

Baca Juga: Pelajaran Perjalanan: Perpaduan Alam dan Insan di T.N. Baluran

Meskipun tidak ada seorang pun setelah Dadas yang kita ketahui telah pingsan dalam perjalanan panjang nan ekstrem, istilah "dromomania" baru-baru ini muncul kembali sebagai cara umum untuk menggambarkan dan mendiagnosis jenis baru pengembara ekstrem: pelancong yang kompetitif.

Didorong oleh waktu, uang, dan tekanan, para pelancong yang kompetitif mendedikasikan hidup mereka untuk pergi —secara harfiah— ke mana saja. Mereka yang kadang-kadang disebut juga sebagai "kolektor negara" atau "ticker" ini telah memotong-motong wilayah dunia menjadi teka-teki jigsaw tanpa akhir.