Nationalgeographic.co.id - Banyak hutan di dunia telah ditebangi dan dialih fungsi menjadi situs pertambangan, pertanian dan perkebunan, hingga permukiman. Seiring dengan semakin banyaknya area hutan dunia yang hilang, pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika semua pohon di bumi menghilang?
“Hutan adalah sumber kehidupan dunia kita,” kata Meg Lowman, direktur Tree Foundation, sebuah organisasi nirlaba di Florida yang didedikasikan untuk penelitian, eksplorasi, dan pendidikan pohon.
“Tanpa mereka, kita kehilangan fungsi luar biasa dan esensial bagi kehidupan di Bumi,” tegas Lowman seperti dikutip dari BBC.
Layanan pohon untuk planet ini berkisar dari penyimpanan karbon dan konservasi tanah hingga pengaturan siklus air. Pohon mendukung sistem makanan alami dan menyediakan rumah bagi spesies yang tak terhitung jumlahnya—termasuk kita manusia yang memakai kayu sebagai bahan bangunan.
Namun kita sering memperlakukan pohon sebagai sesuatu yang dapat dibuang: sebagai sesuatu yang harus dipanen untuk keuntungan ekonomi atau sebagai hal yang perlu disingkirkan atas nama pembangunan manusia. Sejak spesies kita mulai mempraktikkan pertanian sekitar 12.000 tahun yang lalu, kita telah menebang hampir setengah dari perkiraan 5,8 triliun pohon di dunia, menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
Sebagian besar deforestasi telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Sejak awal era industri, hutan telah menurun sebesar 32%. Terutama di daerah tropis, banyak dari tiga triliun pohon yang tersisa di dunia tumbang dengan cepat, dengan sekitar 15 miliar ditebang setiap tahunnya, menurut studi Nature.
“Biarkan saya mulai dengan betapa mengerikannya dunia tanpa pohon—mereka tak tergantikan,” kata Isabel Rosa, dosen data dan analisis lingkungan di Bangor University di Wales.
“Jika kita menyingkirkan semua pohon, kita akan hidup [di] planet yang mungkin tidak dapat menopang kita lagi.”
Baca Juga: Peneliti Menemukan Kembali Pohon Ek yang Dianggap Telah Punah
Baca Juga: Pohon Terbesar di Dunia Kini Dibungkus dengan Selimut Khusus
Baca Juga: Orang Dayak Iban Tahu Pohon Terap Ada Dua Jenis, Kini Terbukti Ilmiah
Sebagai permulaan, jika pohon menghilang, keanekaragaman hayati planet ini juga akan menghilang. Hilangnya habitat sudah menjadi pendorong utama kepunahan di seluruh dunia, sehingga perusakan semua hutan yang tersisa akan menjadi “bencana” bagi tanaman, hewan, jamur, dan banyak lagi, kata Jayme Prevedello, ahli ekologi di Rio de Janeiro State University di Brasil.
“Akan ada kepunahan besar-besaran dari semua kelompok organisme, baik secara lokal maupun global,” ujarnya.
Gelombang kepunahan akan meluas melampaui hutan, menipiskan satwa liar yang bergantung pada pohon tunggal dan tegakan pohon kecil juga. Pada tahun 2018, Prevedello dan rekan-rekannya menemukan, misalnya, bahwa kekayaan spesies secara keseluruhan 50 hingga 100% lebih tinggi di area dengan pohon yang tersebar daripada di area terbuka.
“Bahkan satu pohon yang terisolasi di area terbuka dapat bertindak sebagai ‘magnet’ keanekaragaman hayati, menarik dan menyediakan sumber daya bagi banyak hewan dan tumbuhan,” kata Prevedello. “Oleh karena itu, kehilangan bahkan hanya satu pohon dapat berdampak parah pada keanekaragaman hayati secara lokal.”
Iklim planet juga akan berubah secara drastis dalam jangka pendek dan panjang. Pohon-pohon memediasi siklus air dengan bertindak sebagai pompa biologis dengan menyedot air dari tanah dan menyimpannya ke atmosfer dengan mengubahnya dari cair menjadi uap.
Dengan melakukan ini, hutan berkontribusi pada pembentukan awan dan curah hujan. Pohon-pohon juga mencegah banjir dengan menjebak air daripada membiarkannya mengalir ke danau dan sungai, dan dengan menyangga masyarakat pesisir dari gelombang badai. Pohon-pohon menjaga tanah di tempat yang jika tidak akan hanyut dalam hujan.
Tanpa pohon, daerah yang sebelumnya berhutan akan menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan ekstrem. Ketika hujan datang, banjir akan menjadi bencana.
Erosi besar-besaran akan berdampak pada lautan, mencekik terumbu karang dan habitat laut lainnya. Pulau-pulau yang ditebangi pepohonan akan kehilangan penghalangnya ke laut, dan banyak yang akan hanyut.
“Menyingkirkan pohon berarti kehilangan sejumlah besar daratan ke lautan,” kata Thomas Crowther, ahli ekologi sistem global di ETH Zurich di Swiss dan penulis utama studi Nature 2015.
Selain memediasi siklus air, pohon memiliki efek pendinginan lokal. Pohon memberikan naungan yang mempertahankan suhu tanah dan, sebagai hal tergelap di lanskap, pohon juga menyerap panas alih-alih memantulkannya.
Dalam proses evapotranspirasi, pohon juga menyalurkan energi dari radiasi matahari untuk mengubah air cair menjadi uap. Dengan hilangnya semua layanan pendinginan itu, sebagian besar tempat di mana pohon-pohon sebelumnya berdiri akan segera menjadi lebih hangat.
Dalam studi lain, Prevedello dan rekan-rekannya menemukan bahwa penggundulan hutan seluas 25 kilometer persegi menyebabkan suhu tahunan lokal meningkat setidaknya 2 derajat celsius di daerah tropis dan 1 derajat celsius di daerah beriklim sedang.
Jadi, tanpa pohon, hampir semua aspek kehidupan di bumi akan kacau. Siapa juga yang mau tinggal di planet tanpa pohon?