Martin diminta oleh dokter untuk menandatangani kontrak yang meminta izin untuk melakukan berbagai uji coba padanya. Karena Martin buta huruf, dia menandatangani kontrak tanpa membacanya.
Banyak yang mengatakan dia melakukan ini karena dia malu untuk menunjukkan bahwa Martin adalah seorang buta huruf, meskipun buta huruf cukup umum di abad ke-19. Setidaknya Martin dibayar karena menjadi "tikus lab."
"Dr. Beaumont melakukan lebih dari 200 uji coba pada Martin, banyak di antaranya sangat tidak etis menurut standar saat ini," terus Andrei Tapalaga. Pada saat itu tidak ada yang namanya kode etik, sehingga hampir semua hal diizinkan dalam industri medis.
Jenis uji coba atau eksperimen tidak etis yang dilakukan Beaumont adalah mengambil makanan dari perut Martin dan menganalisis komposisinya serta bagaimana perut mengubah konsistensi makanan.
Baca Juga: Manusia-Manusia Berkulit Biru yang Terisolasi Akibat Diskriminasi
Baca Juga: Mengapa Tidak Ada Peta Ini di dalam Buku-Buku Sejarah Amerika?
Baca Juga: Lima Sumber Makanan yang Dikembangkan oleh Penduduk Asli Amerika
Eksperimen lain yang menarik meskipun sangat tidak etis adalah memasukkan makanan ke dalam kain dan memperlihatkan kain itu melalui perut secara utuh dan mendiamkannya di dalam perut selama beberapa jam.
Makanan yang melilit kain itu berfungsi sebagai kantong teh untuk sistem lambung. Begitulah cara Beaumount menemukan bahwa cara kerja pencernaan adalah dengan asam lambung yang melarutkan makanan.
Semua temuan Dr. Beaumont dari eksperimen ini diterbitkan dalam sebuah buku dari tahun 1929 berjudul Gastric Juice and The Psychology of Digestion oleh Sir William Osler.
Saat melakukan semua eksperimen ini pada Martin, dia berjanji bahwa setelah menyelesaikan semua eksperimennya, dia akan menutup lubang di perut Martin, meskipun dokter itu tidak pernah bisa melakukannya.
Menariknya, Martin bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan Dr. Beaumont. "Martin berhasil hidup sampai tahun 1880, sedangkan Dr. William Beaumont meninggal pada tahun 1853," pungkasnya. Setidaknya, keajaiban menghampiri Alexis St. Martin karena dapat bertahan hidup selama 58 tahun dengan lubang di perutnya yang menganga.