Nationalgeographic.co.id - Sungai yang tak terduga di bawah lapisan es Antarktika memengaruhi aliran dan pencairan es, yang berpotensi mempercepat hilangnya es saat iklim menghangat.
Sungai sepanjang 460 kilometer terungkap dalam sebuah studi baru, yang merinci bagaimana ia mengumpulkan air di dasar lapisan es Antarktika dari area seukuran hampir separuh luas Indonesia. Penemuannya menunjukkan dasar lapisan es memiliki aliran air yang lebih aktif daripada yang diperkirakan sebelumnya, yang dapat membuatnya lebih rentan terhadap perubahan iklim.
Penemuan ini dibuat oleh para peneliti di Imperial College London, Universitas Waterloo, Kanada, Universiti Malaysia Terengganu, dan Universitas Newcastle, dengan rincian yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada 27 Oktober. Makalah tersebut diberi judul “Antarctic basal environment shaped by high-pressure flow through a subglacial river system.”
"Ketika kami pertama kali menemukan danau di bawah es Antarktika beberapa dekade yang lalu, kami pikir mereka terisolasi satu sama lain. Sekarang kami mulai memahami itu adalah seluruh sistem di bawah sana. Saling terhubung oleh jaringan sungai yang luas, sama seperti jika tidak ada ribuan meter es di atasnya,” tutur rekan penulis, Profesor Martin Siegert, dari Institut Grantham di Imperial College London. "Wilayah di mana penelitian ini didasarkan memiliki cukup es untuk menaikkan permukaan laut secara global sebesar 4,3 meter. Seberapa banyak es ini mencair, dan seberapa cepat, terkait dengan seberapa licin dasar es. Sistem sungai yang baru ditemukan dapat sangat memengaruhi proses ini."
Air dapat muncul di bawah lapisan es dalam dua cara utama yaitu dari air lelehan permukaan yang mengalir ke bawah melalui celah-celah yang dalam, atau dengan meleleh di dasarnya, yang disebabkan oleh panas alami Bumi dan gesekan saat es bergerak di atas daratan.
Namun, lapisan es di sekitar kutub utara dan selatan memiliki karakteristik yang berbeda. Di Greenland, permukaannya mengalami pencairan yang kuat selama bulan-bulan musim panas, di mana sejumlah besar air mengalir ke bawah melalui celah-celah yang dalam yang disebut moulin.
Di Antarktika, permukaannya tidak meleleh dalam jumlah yang cukup untuk membuat moulin, karena musim panas masih terlalu dingin. Diperkirakan ini berarti bahwa hanya ada sedikit air di dasar lapisan es Antarktika.
Penemuan baru ini membalikkan gagasan ini, menunjukkan bahwa ada cukup air dari lelehan basal saja untuk menciptakan sistem sungai besar di bawah es setebal beberapa kilometer.
Baca Juga: Ada 'Dunia Tersembunyi' Berada Jauh di Bawah Lapisan Es Antarktika
Baca Juga: Penyusutan Es Antarktika Semakin Cepat Akibat Longsornya Lapisan Es
Baca Juga: Kehidupan Tak Terduga Ditemukan Jauh di Bawah Lapisan Es Antarktika