Sungai Panjang di Bawah Antarktika Memengaruhi Aliran dan Pencairan Es

By Wawan Setiawan, Senin, 31 Oktober 2022 | 07:00 WIB
Survei dilakukan dengan menggunakan pesawat kecil. (Dr Neil Ross)

Penemuan itu dilakukan melalui kombinasi survei radar udara yang memungkinkan para peneliti dapat melihat di bawah es dan pemodelan hidrologi lapisan es. Tim berfokus pada area yang sebagian besar tidak dapat diakses dan dipelajari yang mencakup es dari Lapisan Es Antarktika Timur dan Barat, serta mencapai Laut Weddell.

Sistem sebesar itu bisa belum ditemukan sampai sekarang adalah bukti betapa kita masih perlu belajar tentang benua tersebut, kata pemimpin peneliti Dr Christine Dow dari University of Waterloo.

"Dari pengukuran satelit kami tahu wilayah Antarktika mana yang kehilangan es, dan berapa banyak, tetapi kami tidak selalu tahu mengapa. Penemuan ini bisa menjadi mata rantai yang hilang dalam model kami. Kami bisa sangat meremehkan seberapa cepat sistem itu akan mencair dengan tidak memperhitungkan pengaruh sistem sungai ini,” kata Dow. "Hanya dengan mengetahui mengapa es hilang, kita dapat membuat model dan prediksi tentang bagaimana es akan bereaksi di masa depan di bawah pemanasan global lebih lanjut, dan seberapa besar hal ini dapat meningkatkan permukaan laut global."

Situasi di musim panas Greenland (kiri) dan sistem baru yang ditemukan di Antarktika. (Imperial College London)

Misalnya, sungai yang baru ditemukan muncul ke laut di bawah lapisan es yang mengambang—di mana gletser yang memanjang dari daratan cukup ringan untuk mulai mengapung di air laut. Namun air tawar dari sungai mengaduk-aduk air yang lebih hangat menuju dasar lapisan es, sehingga melelehkannya dari bawah.

"Penelitian sebelumnya telah melihat interaksi antara tepi lapisan es dan air laut untuk menentukan seperti apa pencairannya. Namun, penemuan sungai yang mencapai ratusan kilometer ke daratan yang mendorong beberapa proses ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat memahami pencairan es sepenuhnya tanpa mempertimbangkan keseluruhan sistem: lapisan es, lautan, dan air tawar," Kata rekan penulis Dr. Neil Ross, dari University of Newcastle.

Keberadaan sungai besar di bawah es juga perlu diperhitungkan saat memprediksi kemungkinan konsekuensi perubahan iklim di wilayah tersebut. Misalnya, jika musim panas cukup hangat untuk menyebabkan pencairan permukaan yang cukup sehingga air mencapai dasar lapisan es, itu bisa memiliki efek besar pada sistem sungai, berpotensi membawa Antarktika ke keadaan seperti Greenland, di mana hilangnya es jauh lebih cepat.

Tim saat ini ingin mengumpulkan lebih banyak data tentang semua mekanisme ini dari survey. Sehingga dapat menerapkan model mereka ke wilayah lain dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Antarktika yang berubah dapat mengubah planet ini.