Peracunan Massal Orang-orang Penting di Romawi Kuno yang Menggemparkan

By Sysilia Tanhati, Selasa, 1 November 2022 | 12:00 WIB
Racun menjadi cara ampuh untuk menjatuhkan musuh di Romawi. Terbukti pada 331 SM, terjadi peracunan massal orang penting Romawi yang menggemparkan. (Joseph-Noël Sylvestre)

“Informan budak membantah pernyataan bahwa ramuan itu berkhasiat untuk kesehatan,” tambah Silver. Ia pun menantang para wanita untuk meminum ramuan itu jika memang baik untuk kesehatan.

Setelah mendiskusikannya di antara mereka sendiri, kedua puluh wanita kelas atas itu pun menenggak racun itu. Hasilnya? mereka semuanya mati setelah menenggak ramuan itu.

Mengapa sidang massal ini dilakukan di depan umum, di pengadilan pidana, dan bukan secara pribadi? Karena ini bukan hanya tentang keluarga. Sekelompok wanita ini mencoba untuk membongkar seluruh tatanan masyarakat Romawi. Setelah sidang, konspirasi dengan cepat dibongkar.

 Baca Juga: Pengadilan Yunani Kuno Atas Socrates, Apa yang Menyebabkannya Dihukum?

 Baca Juga: Caracalla Adalah Kaisar Romawi yang Diduga Psikopat dan Haus Darah

 Baca Juga: Meninggal dengan Misterius di Usia 32 Tahun, Inikah Penyebab Kematian Alexander the Great?

Terungkap bahwa 170 matron terlibat dan dinyatakan bersalah (sumber lain, kemudian menyebutkan angka 370, meskipun kedua angka itu mungkin dilebih-lebihkan).

Livy mengeklaim bahwa, pada titik ini, keracunan massal sangat jarang. Saat itu, publik menganggapnya sebagai contoh kegilaan daripada "niat jahat."

Mengapa para wanita kelas atas meracuni orang Romawi yang memiliki pangkat tinggi?

Mengapa para wanita ini meracuni begitu banyak orang Romawi berpangkat tinggi? Para sarjana berpendapat, mereka mengabaikan pemimpin laki-laki dalam upaya untuk mengamankan hak yang sama bagi perempuan. Profesor Richard Bauman dari Indiana University Bloomington berpendapat bahwa para wanita bangsawan ini membunuh suami mereka sebagai bagian dari pemberontakan melawan pernikahan Romawi.

Sekelompok wanita tersebut melakukan tindakan ekstrem untuk membebaskan diri mereka sendiri dan orang lain.

Yang lain berpendapat bahwa epidemi kehidupan nyata memang hanya itu—penyakit yang menyebar luas. Namun alih-alih menyalahkan penyakit, orang-orang memilih racun yang menjadi penyebab kematian dan malah mencari kambing hitam.

Insiden keracunan massal di Romawi awal biasanya bertepatan dengan krisis seperti perang dan epidemi. Takhayul dan keyakinan bahwa kambing hitam akan menyelesaikan masalah biasanya dapat menjadi faktor penentu. Livy pun mengungkapkan bahwa upacara yang diadakan untuk “membersihkan” kota dan penduduknya dari roh gelap. Jadi, mungkin karena alasan ini, para wanita itu dikurbankan.

Namun mungkin yang paling penting dari kisah keracunan massal ini adalah asosiasi berbagai lapisan wanita dengan pembunuhan rahasia, peracunan, dan konspirasi.