Sudah Seefektif Apa Strategi Pengendalian Konsumsi Rokok di Indonesia?

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 5 November 2022 | 09:00 WIB
Merokok tembakau dapat membuat ketagihan. (Pixabay)

Para peneliti mengerjakan riset ini dengan membuat miodel Markov dengan sampel orang-orang Indonesia yang berusia 15 hingga 84 tahun, dan simulasi tindak lanjut dilakukan hingga responen berusia usia 85 tahun. Model Markov dengan 2 status kesehatan ("hidup" dan "mati") dan siklus 1 tahun ini dirancang untuk menangkap beban merokok.

Metode ini mencatat pergerakan para subjek dari kondisi kesehatan "hidup" ke "mati". Model ini juga menangkap semua penyebab kematian, tahun hidup, tahun hidup yang selaras dengan kualitas hidup, dan biaya kesehatan yang berhubungan dengan merokok.

"Data demografi, prevalensi merokok, dan kematian diambil dari Global Burden of Disease Study 2017. Data mengenai kemanjuran dan biaya dari 3 intervensi dikumpulkan dari sumber-sumber yang dipublikasikan," papar para peneliti.

"Biaya dan manfaat yang diperoleh lebih dari satu tahun didiskontokan sebesar 3% per tahun. Nilai tahun data biaya adalah 2020," tulis para peneliti dalam laporan studi mereka yang telah terbit di jurnal Value in Health Regional Issues pada Oktober 2022.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vareniklin yang didanai pemerintah, larangan merokok di tempat umum, dan pajak tembakau tambahan 10% diperkirakan masing-masing menyelamatkan 5,5 juta, 1,6 juta, dan 1,7 juta tahun kehidupan.

"Dalam hal tahun hidup yang selaras dengan kualitas, 3 intervensi tembakau ini diperkirakan masing-masing menambah 11,9 juta, 3,47 juta, dan 3,78 juta dalam tahun hidup yang selaras dengan kualitas," tulis Clark C. Matheos sekalu penulis utama dalam makalah studi ini.

Penghematan biaya perawatan kesehatan terkait rokok berkat tiga intervensi tersebut masing-masing berjumlah 313,8 miliar dolar AS, 97,5 miliar dolar AS, dan 106 miliar dolar AS. Oleh karena itu, dari perspektif sistem perawatan kesehatan, ketiga intervensi tersebut cukup dominan menghemat biaya perawatan kesehatan.

Kesimpulannya, tindakan-tindakan pengendalian tembakau di Indonesia cenderung sangat hemat biaya dan bahkan menghemat biaya dari perspektif sistem perawatan kesehatan. Namun, menurut para peneliti, nilai penghematan biaya kesehatan ini perlu dipertimbangkan dan diseimbangkan juga dengan nilai kerugian ekonomi atas dampak yang mungkin terjadi pada industri tembakau karena kebijakan-kebijakan tersebut.