Bangsa Romawi mengharapkan kemenangan mudah saat melawan Pict. Memang, Pict mundur segera setelah mereka mulai berperang. Romawi pun banggsa dan langsung mengumumkan: “Pasukan kami membuktikan keunggulannya.”
Namun kemenangan itu ternyata hanya ilusi. Saat orang-orang Romawi mendirikan kemah, Pict kembali menyerang. Bak mengalir keluar dari hutan dan seperti kehabisan udara, Pict menangkap orang-orang Romawi dan membantainya.
Lawan yang tak terkalahkan versi Romawi
Berkali-kali, Picts akan menjebak orang-orang Romawi ke dalam rasa aman yang menipu. Setelah musuhnya terlena dan penjagaan mengendur, Pict menyerang. Misalnya, mereka sering menyerang pasukan Romawi dengan menunggang kuda dan segera mundur. Ini memancing kavaleri Romawi menjauh dari infanteri mereka. Kemudian, pasukan Pict kedua akan melompat keluar dari hutan. Mereka membantai setiap orang Romawi yang cukup bodoh untuk dikejar.
“Infanteri kami,” tulis Julius Caesar, "tidak cocok untuk musuh semacam ini." Ketika Romawi mengambil alih desa Pict, klan akan pindah ke yang lain. Di saat yang sama, mereka bersiap untuk menyerang balik.
Pict terus menerus membuat frustrasi pasukan Romawi. Meski pasukan Romawi tampaknya lebih unggul, Pict menolak berperang dengan cara Romawi.
Bangsa Pict lebih cepat, lebih mengenal daratan, dan memiliki lebih banyak hal untuk diperjuangkan. Menurut hitungan Romawi, sekitar 10.000 Pict tewas dalam pertempuran melawan pasukan mereka. Tetapi Skotlandia tidak pernah jatuh ke tangan mereka.
Benarkah bangsa Pict tidak suka berperang?
Sayangnya, semua kisah tentang Pict diperoleh dari catatan orang Romawi, bisa saja informasi itu jauh berbeda dengan kenyataan.
Sulit untuk mengatakan seperti apa kehidupan di antara bangsa Pict sebenarnya. Satu-satunya petunjuk tentang bangsa itu berasal dari segelintir peninggalan yang tersebar dan ditemukan dalam penggalian arkeologi Inggris.
Apa yang ditemukan arkeolog, bagaimanapun, memiliki sedikit kemiripan dengan versi cerita Romawi. The Pict, sejarawan percaya, bukan orang yang suka berperang. Kehidupan bangsa Pict relatif damai dan hanya mengangkat senjata ketika orang Romawi memaksa mereka untuk mempertahankan tempat tinggalnya.