Kaisar membawa pemujaan Elabagalus ke Roma, mengabaikan tugas-tugas pemerintahan demi menjadikan dewa pelindungnya sebagai dewa pertama dan utama.
Ia juga membangun dewa kuil di dekat Bukit Palatine dan mencoba memberinya lambang paling suci agama Romawi, termasuk api Vesta dan Palladium. Dia berencana untuk menggabungkan semua agama di bawah penyembahan Elagabalus.
Dia menghujani para tamunya dengan bunga-bunga
Elagabalus menyukai hal-hal yang berbau harum. Menurut Historia Augusta: "Dia biasa menaburkan mawar dan segala macam bunga, seperti bunga lili, violet, eceng gondok, dan narsisis, di atas ruang perjamuannya, dipan dan serambinya. Lalu berjalan-jalan di antaranya."
Tidak jarang Elagabalus berlebihan dalam menunjukkan kecintaannya pada bunga. Kabarnya, di salah satu pesta, Elagabalus menaburkan berton-ton bunga dari langit-langit ruangan, menutupi tamu-tamunya. “Beberapa dari mereka mati ketika mereka tidak bisa merangkak ke permukaan, sementara kaisar memandang dengan geli,” tambah Silver.
Menciptakan senat untuk wanita
Senat Romawi hanya untuk laki-laki, sampai Elagabalus datang. Menurut Historia Augusta, “Dia juga mendirikan senaculum atau senat wanita di Bukit Quirinal.”
Namun, organisasi ini tidak terlalu bagus untuk wanita. Di bawah pengaruh ibu Elagabalus, mereka menetapkan aturan ketat tentang apa yang boleh dikenakan oleh wanita, bagaimana mereka bisa berkuda, dan siapa yang boleh memakai sepatu emas.
Tidak jelas apakah senat yang semuanya perempuan ini benar-benar ada. Namun, kerabat perempuan Elagabalus tampaknya memainkan peran penting dalam pemerintahannya.
Apa tujuan Elagabalus membentuk senat khusus wanita? Alih-alih memberikan hak kepada wanita, tindakannya ini merupakan penghinaan besar kepada senat. Elagabalus pun diketahui kerap melontarkan hinaan pada senat dengan menyebut mereka “budak bertoga”.
Di masa pemerintahannya yang singkap, Elagabalus kerap menciptakan skandal yang penuh sensansi yang membuatnya dikenang dalam sejarah.