Puisi dan pertandingan gladiator jadi hiburan di pesta elite
Pesta makan malam pribadi elite Romawi kuno menampilkan lebih dari sekadar makanan mewah dan tamu bangsawan. Mereka juga menampilkan banyak hiburan dalam berbagai bentuk. Percakapan adalah dasar dari banyak pesta makan malam. Selain itu, mereka juga menampilkan pembacaan puisi, musik, drama, dan akrobat.
Makan malam yang paling mengesankan bisa berakhir dengan pertarungan gladiator yang menegangkan. Tidak jarang para pekerja seks dilibatkan untuk menghibur tamu.
Bacchanalia adalah festival cabul yang dikontrol undang-undang
Didedikasikan untuk Bacchus, dewa anggur, Bacchanalia merupakan pesta pora nan liar yang diadakan oleh orang Romawi. Dalam festival ini, ada acara minum dan pertunjukan dramatis di teater untuk dinikmati semua orang.
Festival ini menjadi sangat populer, pada kenyataannya, pemerintah Romawi akhirnya melarangnya. Undang-undang dibuat untuk mengontrol secara ketat penyelenggaraan Bacchanalia.
Baca Juga: Bangsa Pict, Penebar Teror di Jantung Legiun Romawi yang Perkasa
Baca Juga: Daftar Skandal Elagabalus, Kaisar Romawi yang Punya Lima Orang Istri
Baca Juga: Candaan Nyeleneh ala Jenderal dan Kaisar di Zaman Romawi Kuno
Bacchanalia sebagian besar berlangsung pada malam hari dan pada awalnya merupakan upacara keagamaan. Sejarawan Romawi Livy menulis,
“Untuk pertunjukan keagamaan, mereka ditambahkan kesenangan anggur dan pesta. Ini dilakukan untuk memikat pengikut. Ketika anggur, khotbah mesum, dan hubungan seks memadamkan setiap sentimen kesopanan, maka segala jenis pesta pora mulai dipraktikkan. Setiap orang mendapatkan kenikmatan."
Wanita di pesta makan malam Kaisar Caligula
Kaisar Caligula umumnya dianggap sebagai aib bagi Romawi. Sang kaisar kerap mengadakan pesta makan malam untuk pasangan yang sudah menikah. Meski tidak suka, para tamu tidak bisa menolak undangan kaisar. Selama acara, Caligula akan menculik para istri ke kamar rahasia dan memaksanya untuk melakukan kegiatan intim.
Sekembalinya dari kamar rahasia, Caligula membeberkan segala hal yang dilakukannya saat “menghilang”.
Jadi, bagi sebagian orang Romawi, pesta menjadi ajang untuk membangun koneksi. Sehingga tidak dapat dikatakan jika orang Romawi gemar berpesta pora. Meski harus diakui, ada juga yang melakukan pesta-pesta liar untuk kesenangan belaka.