Supernova Raksasa Merah Ini Menyimpan Rahasia Alam Semesta Sebelumnya

By Wawan Setiawan, Sabtu, 12 November 2022 | 09:00 WIB
Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh University of Minnesota Twin Cities telah mengukur ukuran bintang yang berusia lebih dari 11 miliar tahun yang lalu menggunakan gambar yang menunjukkan evolusi bintang yang meledak dan mendingin. Gambar di atas menunjukkan cahaya dari supernova di belakang gugusan galaksi Abell 370. (Wenlei Chen, NASA)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh University of Minnesota Twin Cities telah mengukur ukuran bintang yang berasal dari 2 miliar tahun setelah Big Bang. Atau bisa dikatakan lebih dari 11 miliar tahun yang lalu.

Gambar terperinci tersebut menunjukkan pendinginan bintang yang meledak di belakang gugusan galaksi Abell 370. Ini dapat membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang bintang dan galaksi yang ada di alam semesta awal.

Makalah penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature pada 9 November, dengan judul “Shock cooling of a red-supergiant supernova at redshift 3 in lensed images.”

"Ini adalah tampilan mendetail pertama pada supernova pada zaman yang jauh lebih awal dari evolusi Semesta," kata Patrick Kelly, penulis utama makalah dan profesor di Fakultas Fisika dan Astronomi Universitas Minnesota. "Ini sangat menarik karena kita dapat mempelajari secara rinci tentang sebuah bintang individu ketika Alam Semesta kurang dari seperlima dari usianya saat ini. Kami mulai memahami jika bintang-bintang yang ada miliaran tahun yang lalu berbeda dari yang ada di dekatnya."

Raksasa super merah yang dimaksud adalah sekitar 500 kali lebih besar dari matahari. Ia terletak di pergeseran merah tiga, yang berjarak sekitar 60 kali lebih jauh daripada supernova lain yang diamati secara rinci.

Panel A-D (searah jarum jam dari kiri atas) menunjukkan beberapa tahap supernova yang berbeda: lokasi galaksi tuan rumah setelah supernova memudar, tiga gambar galaksi tuan rumah dan supernova pada fase berbeda dalam evolusinya, tiga wajah berbeda dari supernova yang berevolusi, dan warna berbeda dari supernova yang mendingin. (Wenlei Chen, NASA)

Johan Richard dari Universitas Durham di Inggris dan rekan-rekannya mempelajari gambar Hubble tentang Abell 370 dan mengidentifikasi sepuluh galaksi jauh yang dicerminkan oleh gugus, termasuk enam yang belum pernah terlihat sebelumnya. Bagaimana galaksi-galaksi latar ini tampak bagi kita bergantung pada jumlah dan lokasi massa dalam gugus. Jadi Richard dan timnya menganalisis pengamatan Hubble terhadap galaksi berlensa untuk meningkatkan perkiraan massa total Abell 370, termasuk apa yang bisa kita lihat (galaksi dan gas) dan apa yang tidak bisa kita lihat (benda misterius yang dikenal sebagai materi gelap). Mereka menemukan bahwa Abell 370 berisi dua gumpalan materi gelap yang besar dan terpisah. Ini, bersama dengan bukti lain, menunjukkan bahwa Abell 370 adalah produk dari dua gugus galaksi yang lebih kecil yang bergabung bersama.

Menggunakan data dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dengan spektroskopi lanjutan yang memakai akses University of Minnesota ke Large Binocular Telescope, para peneliti studi baru ini dapat mengidentifikasi beberapa gambar rinci dari raksasa super merah karena fenomena yang disebut pelensaan gravitasi. Ini adalah fenomena di mana massa, seperti galaksi, dapat membelokkan cahaya. Kondisi ini memperbesar cahaya yang dipancarkan dari bintang.

   

Baca Juga: Menganalisis Ledakan Supernova, Menghitung Energi dan Materi Gelap

Baca Juga: Koin Langka Romawi Timur Mengungkap Ledakan Supernova 'Terlarang'

Baca Juga: Prediksi Astronom: Inilah Supernova yang Akan Meledak Tahun 2037