Baca Juga: Teka-teki dalam Otak Kita, Mengapa Banyak yang Kita Ingat dan Lupakan?
Saat kita mengalami nostalgia antisipatif, kita memperdalam penikmatan peristiwa tersebut, yang dapat membuat kita merasa lebih menghargai hubungan yang kita miliki dengan orang dan tempat yang menjadi bagian dari peristiwa tersebut. Ini mencerminkan pentingnya untuk benar-benar tetap ‘di saat ini’ dan hadir dalam hidup kita. Meskipun nostalgia antisipatif mungkin merupakan perasaan yang berfokus pada masa depan, hal itu terjadi pada saat ini dan menghubungkan kita dengan lebih aman hingga saat ini.
Bahaya Mengalah pada Kenangan Masa Lalu
Namun, ketika kita mulai ‘hidup di masa lalu’, akan pula mengundang kesehatan mental yang kurang optimal ke dalam hidup yang berpotensi membahayakan kesejahteraan fisik. Ketika menyerah pada ingatan tentang bagaimana hal-hal ‘dulu’ dan menolak untuk membahas ‘apa adanya’, kita mungkin menemukan diri kita kewalahan dengan kondisi kita saat ini dan kurang mampu mengelola tantangan saat ini.
Kenangan akan rumah dan orang-orang di sekitar kita sering kali merupakan jenis nostalgia yang membuat kita mampu menghadapi kondisi yang sangat memprihatinkan atau berbahaya. Misalnya, surat dari rumah bisa menjadi penyelamat bagi mereka yang terlibat dalam peperangan jauh dari apa yang mereka anggap sebagai ‘rumah’.
Saat kita terjebak dalam ingatan kita tentang orang yang telah meninggal, tempat atau waktu dalam hidup kita ketika segala sesuatunya ‘lebih mudah’ atau ‘lebih baik’ yang mengundang efek negatif dari nostalgia. Ketika kita tidak dapat membuat keputusan tentang tantangan saat ini atau terjebak dalam kenangan masa lalu yang lebih baik, kita dapat tenggelam ke dalam keadaan di mana kita ‘mengabaikan’ masa kini dan mengabaikan ancaman atau peluang yang sangat nyata di masa kini.
Kuncinya adalah membiarkan kekuatan masa lalu mempersiapkan kita untuk menghadapi masa sekarang, dan untuk masa depan.