“Uji coba yang menantang dan mengasyikkan ini adalah batu loncatan besar untuk memproduksi darah dari sel-sel punca. Ini adalah pertama kalinya darah yang ditumbuhkan di laboratorium dari donor alogenik telah ditransfusikan dan kami senang melihat seberapa baik kinerja sel-sel pada akhir uji klinis,” ujar Ashley Toye, Profesor Biologi Sel di University of Bristol sekaligus Direktur NIHR Blood and Transplant Unit, seperti dikutip dari IFL Science.
Transfusi darah saat ini dari donor menghabiskan biaya National Health Service (NHS) Inggris sekitar 150 dolar AS per transfusi, menurut BBC. Adapun di Indonesia biaya transfusi darah adalah sekitar Rp360.000 per kantong.
Darah terobosan baru yang diproduksi di lab ini biayanya jauh lebih mahal. Dengan demikian, itu hanya akan digunakan oleh NHS Inggris untuk menangani kasus-kasus langka dan orang-orang yang tidak mungkin mendapatkan kecocokan donor dalam jangka waktu yang wajar.
“Sungguh luar biasa bahwa kami sekarang dapat menumbuhkan sel darah merah yang cukup hingga tingkat medis untuk memungkinkan uji coba ini dimulai," kata Rebecca Cardigan, Kepala Pengembangan Komponen di NHS Blood and Transplant.
"Kami sangat menantikan untuk melihat hasilnya dan apakah mereka berkinerja lebih baik daripada sel-sel darah merah standar," ucapnya.