Pari manta karang yang berkembang di Raja Ampat memiliki lebar sayap hingga lima meter. Spesies yang tumbuh lambat ini mulai matang pada usia sembilan hingga 13 tahun (jantan) dan usia 13 hingga 17 tahun (betina).
Baca Juga: Melacak Surga Pari Manta di Rajaampat: Yef Nabi Kecil sampai Arborek
Baca Juga: Indonesia Jadi Tempat Pembibitan Alami Pari Manta yang Langka
Baca Juga: Potensi Wisata Bernilai Jutaan Dolar AS di Laut Sawu dan Rajaampat
Seekor betina dewasa hanya melahirkan satu anak setiap dua hingga enam tahun, setelah 12 hingga 13 bulan masa kehamilan. Pematangan yang terlambat dan fekunditas yang rendah membuat spesies ini sangat rentan terhadap penurunan populasi.
Penelitian Setyawan dan rekan-rekannya ini baru saja dipublikasikan di jurnal Frontiers of Marine Science pada 15 Novermber 2022. Penelitian ini bisa terselenggara berkat bantuan para peneliti dari otoritas pengelola KKP Raja Ampat, Konservasi Indonesia, Conservation International Aotearoa dan Waipapa Taumata Rau, serta University of Auckland.
“Sejak studi ini berakhir, pari manta karang tampaknya baik-baik saja dan populasinya terus bertambah,” kata Setyawan.
“Agregasi makan besar sering terlihat dan dilaporkan. Dalam tiga tahun terakhir, kami telah mengidentifikasi lebih dari 300 pari manta baru. Belum lagi bayi manta baru lahir dan mata remaja yang tinggal di laguna Wayag dan area pembibitan Kepulauan Fam yang kami temukan baru-baru ini.”