Persalinan Tanpa Henti dan Hukuman Absurd Lain ala Dewa Yunani Kuno

By Sysilia Tanhati, Rabu, 16 November 2022 | 16:00 WIB
Kesalahan kecil yang dilakukan manusia bisa membuat dewa Yunani yang agung murka. Sebagai balasan, manusia menjalani hukuman yang absurd sebagai “pelajaran” untuk menunjukkan siapa yang berkuasa. (Bernard Picart & Titian)

Hera pun mendapatkan apa yang diinginkan. Io, pendeta malang yang diubah jadi sapi, ditambatkan di pohon dan mendapatkan penjagaan ketat.

Tidak bisa menahan rindu, Zeus mencoba mengelabui penjaga agar bisa melepas rindu pada selingkuhannya.

Hera pun mengetahui kelakuan sang suami. Alih-alih menghukum Zeus, Hera memberikan hukuman menyiksa pada pendeta malang itu.

Bayangkan, sudah diubah menjadi sapi, ia masih harus menghadapi Zeus yang maniak seks dan Hera yang pencemburu.

Hera mengirim seekor gadfly untuk menyiksa sapi putih, menyengatnya tanpa henti, dan membuatnya gila karena kesakitan. Tidak hanya itu, sang penguasa Olimpus memaksa Io berkeliaran di bumi dalam upaya untuk melarikan diri dari rasa sakit akibat sengatan.

Io berenang di selat antara Eropa dan Asia, yang kemudian dikenal sebagai Bosporus (Yunani untuk “ford of the cow”). Juga laut barat daya Yunani, yang kemudian dikenal sebagai Laut Ionia. Io akhirnya berenang ke Mesir, di mana Zeus akhirnya mengembalikannya ke wujud manusia.

Penipu yang terlalu pintar diberi hukuman kerja tanpa henti

Dalam legenda Yunani, Sisyphus adalah raja Korintus. Meski paling bijaksana dari semua orang, ia juga penipu licik yang menjadi ayah dari pahlawan Odysseus. “Kelicikan dan kepandaian Sisyphus membuatnya bermasalah dengan para dewa, terutama dengan Zeus,” Elhassan menambahkan lagi.

Sisyphus melanggar Xenia, hukum keramahtamahan orang Yunani Kuno yang melindungi pelancong dan tamu. Ia membunuh beberapa tamunya untuk menunjukkan kekejamannya. Itu membuat Zeus marah.

Zeus mengirim dewa kematian untuk mengambil Sisyphus dan merantainya ke dunia bawah. Namun Sisyphus menipu dewa kematian dengan menanyakan bagaimana rantai itu bekerja dan akhirnya merantai dewa itu.

Dengan merantai dewa kematian, orang yang sakit parah tidak dapat lagi menemukan pembebasan dari penderitaan duniawi. Maka, tidak ada pengorbanan yang dapat dilakukan bagi dewa. Para dewa mengancam Sisyphus dengan hukuman yang mengerikan jika dia tidak membebaskan dewa kematian. Dengan enggan, Sisyphus melakukan perintah dewa.

Lagi-lagi Sisyphus menipu dewa kematian. Ia memerintahkan istrinya untuk tidak melakukan ritual kematian. Begitu sampai di dunia bawah, ia memohon kepada dewa kematian untuk mengizinkannya kembali ke bumi. Pasalnya, ia harus “menghukum” istrinya karena tidak melakukan ritual suci.