Baca Juga: Radiasi di Bulan 200 Kali Lebih Tinggi Dari Bumi, Bagaimana dengan Astronaut?
Selanjutnya, para ilmuwan GSI mampu mengkarakterisasi mekanisme yang mendasari dalam studi mereka pada sel-sel jaringan tikus. Mereka menunjukkan bahwa konsentrasi oksigen yang lebih rendah dalam jaringan (hipoksia) dan penurunan metabolisme pada suhu rendah (hipotermia) dapat menjadi dua faktor penting dalam pencegahan kerusakan sel. Analisis imunohistologis menunjukkan bahwa mati suri sintetis menghindarkan jaringan dari radiasi ion energik. Selain itu, perubahan metabolisme pada suhu rendah juga dapat memengaruhi perbaikan DNA.
“Sudah hari ini, fasilitas GSI mampu menghasilkan berkas inti berat seperti yang terjadi dalam radiasi kosmis. Di FAIR, eksperimen dengan energi dan intensitas partikel yang jauh lebih luas akan dimungkinkan. Ini akan memungkinkan para peneliti untuk mempelajari efek radiasi kosmis pada manusia dan instrumentasi teknis, yang pada dasarnya diperlukan untuk memungkinkan misi Mars manusia. Saya sangat senang bahwa Badan Antariksa Eropa ESA telah bekerja sama dengan FAIR sejak bertahun-tahun untuk mendorong bidang penelitian ini," kata Direktur Pelaksana Ilmiah GSI dan FAIR, Profesor Paolo Giubellino.
Beliau menekankan bahwa pusat akselerator internasional FAIR, yang saat ini sedang dibangun di GSI, akan menawarkan peluang unik untuk penelitian di bidang radiasi kosmis.
Banyak penelitian masih diperlukan untuk menyelidiki dan lebih memahami efek radioprotektif mati suri sintetis ini pada organ. Saat ini tidak mungkin secara teknis untuk hibernasi manusia dengan cara yang aman dan terkendali. Namun, penelitian sedang berkembang. Baru-baru ini, jalur saraf yang mengendalikan kelambanan telah diurai. Mungkin, kelak semua akan dapat terwujud.