Di Balik Lukisan Unik 'Dokter Cinta' di Abad ke-17 Karya Jan Steen

By Galih Pranata, Sabtu, 19 November 2022 | 08:00 WIB
Dua karya lukisan Jan Steen yang merekam seorang dokter 'cinta', memeriksa kondisi pasiennya. Umumnya, pasien digambarkan dengan wujud wanita muda. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah lukisan datang dari abad ke-17. Seorang seniman sohor berkebangsaan Belanda, Jan Steen, melukiskan tentang hal unik: sebuah kunjungan dokter di zamannya.

Jan Steen merupakan nama panggung dari Jan Havickszoon Steen. Ia lahir sekitar tahun 1626 di Leiden, Belanda. Jan Steen merupakan pelukis Belanda yang merekam pemandangan sehari-hari, sering kali menggambarkan bentuk interior yang hidup dengan tema moralisasi.

Ia dikenal sebagai pelukis unik karena menyajikan humor atau komedi dalam genre lukisannya. Namun, di balik humor yang terkesan dalam lukisannya, ia menyampaikan kritik sosial di zamannya.

Dalam hal lukisan fenomenalnya, sebenarnya tidak ada hal yang aneh atau lucu dari lukisannya. Namun, di balik 18 karya lukis Jan Steen, kebanyakan menggambarkan pola yang hampir serupa tentang wanita muda yang selalu mendapat kunjungan dokter.

Pada satu lukisan yang melambungkan namanya, Ia menggambarkan seorang dokter yang tengah memperhatikan pasiennya, seorang gadis muda, berpakaian sutra dan bersandar di kursinya.

Saat sang dokter memeriksa denyut nadinya, di belakangnya berdiri seorang wanita menyeringai dan berbisik sembari memegang ikan haring di satu tangan dan dua bawang kecil di tangan lainnya.

Penggambarannya detail dan merekam suasana yang terjadi pada momen tersebut, sembari menyampaikan sebuah tafsiran. Secara umum, Jan Steen paling sering menggambarkan pasien dengan wujud seorang wanita muda.

Sering kali wanita muda digambarkan karena "menderita berbagai penyakit yang berkaitan dengan cinta, baik 'penyakit cinta,' melankolis erotis, atau kehamilan," tulis Stephanie Brown Clark kepada NYU Langone Health.

Stephanie menuliskan sebuah anotasi berjudul The Doctor's Visit melalui review terhadap karya lukisan Jan Steen dari abad ke-17 yang diterbitkan oleh NYU Langone Health pada 9 Mei 2005.

Ia mengomentari tentang karya Jan Steen sebagai fakta medis yang eksis di Belanda sejak medio 1500-an. "Mabuk cinta, yang dikenal sebagai minne-pijn (nyeri jantung) atau mine-koortz (demam jantung) dan tampaknya tersebar luas di Belanda," imbuhnya.

 Baca Juga: Eros, Dewa Cinta Tapi Sulit Mendapatkan Cinta di Mitologi Yunani

 Baca Juga: Ada Terapi Musik untuk Kesehatan, Bagaimana dengan 'Terapi Piknik'?

 Baca Juga: Jatuh Cinta Mengubah Cara Kerja Otak dan Tubuh, Seperti Apakah?

Antara minne-pijn atau mine-koortz yang seakan menjadi epidemi di Belanda, menyita perhatian dan telah menjadi subjek di banyak risalah medis.

Dalam penafsiran visual karya seni Jan Steen, wanita memiliki kecenderungan terjangkit penyakit cinta ini karena digambarkan sebagai objek yang terobsesi dalam hal urusan cinta dan perasaan.

Mabuk cinta di masa itu diduga menyebabkan ketidakseimbangan tubuh, cinta yang tidak terpuaskan atau tak berbalas menyebabkan melankolis, denyut nadi tidak menentu, pucat, perubahan nafsu makan, dan perubahan suasana hati.

Lukisan diri Jan Steen (1625). (The Yorck Project/Wikimedia)

Obatnya biasanya pernikahan, yang memenuhi kebutuhan minne (hati) dan tubuh. Mabuk cinta berbagi banyak gejala kehamilan, yang sering menjadi bagian dari diagnosis banding.

Dalam narasi visual lainnya, musik dijadikan alat sebagai terapi medis. Terapi dengan menggunakan musik dianggap menyembuhkan melankolis. Dalam seni visual, musik adalah simbol cinta, mewakili kondisi keharmonisan antara sepasang kekasih.

Meskipun memiliki sense humor, lukisan Jan Steen merekam fenomena nyata yang terjadi di Belanda sepanjang abad ke-16 hingga 17. Dokter yang mengunjungi wanita muda untuk menangani problematika cintanya, atau sebut saja "Dokter cinta."