Kisah Seorang Tiktoker yang Tulang dan Giginya Berubah Menjadi Hitam

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 19 November 2022 | 09:00 WIB
Ilustrasi hasil pemindaian tengkorak dan gigi manusia. (needpix.com)

Nationalgeographic.co.id - Dalam kasus-kasus yang langka, ternyata tulang manusia yang berwarna putih bisa berubah menjadi hitam. Seorang TikToker dengan nama akun Archiebeshort menceritakan kisah kasus langka yang dia alami.

Dia bercerita kepada para pengikutya di TikTok soal bagaimana dia mengetahui bahwa dia menderita "penyakit tulang hitam". "Tulangku hitam. Kayak, tulang di tubuhku berwarna hitam," ujar si TikToker.

"Dan itu karena aku mengidap sesuatu yang disebut penyakit tulang hitam 'minosiklin'."

Saat SMA, Archie diberi minosiklin (sejenis antibiotik tetrasiklin) untuk mengobati jerawatnya. Tanpa berpikir apa-apa selama bertahun-tahun, Archie merasa obat itu tampaknya tidak memiliki efek samping apa pun. Namun, ketika gigi bungsu Archie muncul, dia segera menyadari masalahnya.

"Gigi bungsu saya muncul dan warnanya hitam dan saya seperti 'ya Tuhan, gigi saya membusuk'," katanya dalam video TikTok.

"Dan ternyata rahang saya hitam, dan mungkin sisa tengkorak saya dan sebagian besar tulang saya [juga] menurut dokter saya."

Kasus serupa lainnya pernah menimpa seorang wanita berusia 52 tahun. Seperti yang dijelaskan dalam laporan kasus yang diterbitkan dalam Journal of Orthopaedic Surgery and Research, wanita itu telah menggunakan minosiklin untuk mengobati jerawat selama sekitar 32 tahun sebelum akhirnya dia menjalani operasi untuk nyeri lutut. Selama operasi inilah para ahli bedahnya menemukan bahwa tulang-tulang wanita itu telah berwarna hitam akibat kondisi yang mereka sebut sebagai "penyakit tulang hitam".

Meskipun operasi berlanjut dan berhasil, para ahli bedah itu memperingatkan para dokter lain bahwa mereka harus waspada terhadap kondisi dan potensi efek minosiklin.

Baca Juga: Bukti Kuat Bahwa Kekurangan Vitamin D Dikaitkan Dengan Kematian Dini

Baca Juga: Tengkorak Manusia Purba Berusia 1 Juta Tahun Ditemukan di Tiongkok

Baca Juga: Ketimbang Joging, Sepak Bola Lebih Baik untuk Kesehatan Tulang 

"Penyakit tulang hitam minosiklin adalah temuan langka yang dapat menimbulkan kekhawatiran saat ditemui secara tidak terduga," tulis tim dokter dalam studi kasus mereka.

"Saat ini, tidak ada laporan tentang hasil yang buruk dengan adanya penyakit ini; namun, para ahli bedah harus mengecualikan penyebab-penyebab alternatif dari perubahan warna tulang ketika riwayatnya tidak jelas."

Begitu dimulai, proses perubahan warna pada tulang akibat penyakit tulang hitam ini berlangsung cepat dan permanen. Namun, penyakit tulang hitam, bila disebabkan oleh minosiklin, cukup jinak dan tidak terkait dengan nekrosis atau kematian jaringan. Meskipun penyakit tulang hitam minosiklin belum sepenuhnya dipahami, ada penjelasan kemungkinan atas mekanisme perubahan warna tersebut.

"Pigmentasi hitam tulang oleh minosiklin diperkirakan terjadi melalui besi ferri yang terikat pada obat itu teroksidasi dalam tulang yang sedang berkembang," tulis sebuah tim peneliti yang mengamati lima kasus penyakit langka itu di Clinics in Orthopaedic Surgery. "Dan melalui akumulasi kina yang tidak larut dari degradasi cincin aromatik obat tersebut dalam tulang dewasa."

Karena gigi lebih terlihat dibanding tulang di dalam tubuh, kasus penyakit tulang hitam ini kemudian lebih sering ditemukan di klinik ini.

“Selama bertahun-tahun saya menemukan beberapa pasien dewasa yang memiliki pewarnaan intrinsik permanen pada gigi mereka akibat menerima antibiotik tetrasiklin saat mereka masih anak-anak di usia 50-an dan 60-an,” kata dokter gigi Ollie Jupes seperti dikutip dari IFLScience.

“Untungnya, para petugas medis [di Inggris] berhenti meresepkan tetrasiklin untuk anak di bawah delapan tahun, pada akhir tahun 1970-an, ketika ditemukan bahwa antibiotik itu bertanggung jawab atas pewarnaan yang terkadang dalam, sering bergaris, pada mahkota gigi yang sedang tumbuh.”

“Dalam kasus parah yang saya lihat, prosedur pemutihan gigi sederhana tidak efektif karena noda (hitam) itu begitu melekat pada enamel gigi, sehingga pasien memasang veneer porselen atau komposit untuk menyamarkan pewarnaan. Efek pada kepercayaan diri beberapa pasien sering kali cukup mendalam.”